Arti Dua Pintu VS Dua Jalan di Matius 7:13-14

“Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.” Matius 7:13-14

Mulai dari Matius 7:13-27 akan menyajikan dua etika yang berbeda, yang diulang untuk membedakan pemuridan dengan pandangan yang menolak hukum, norma, moral agama atau sosial.

Matius 7:13–27, merupakan penutup khotbah diatas Bukit, oleh beberapa sarjana dibagi menjadi empat paragraf: 13–14, 15–20, 21–23, dan 24–27.

Maka bagian ayat ini adalah nasehat dan peringatan tentang perbedaan agama yang benar dan palsu. (Matius 7:13-27). Dikontraskan dengan dua pintu, dua pohon, dua pembangun.

Pertama, ayat 13-14 adalah dua pintu atau dua jalan. Pemuridan melalui pintu yang sesak, jalan yang sulit. Hasilnya menuju kehidupan dan sedikit orang melalui jalan ini.

Kedua, Agama palsu yaitu pelanggar hukum: Pintu yang lebar, jalan yang luas. Hasilnya menuju kebinasaan, dan banyak orang melalui jalan ini.

Istilah pintu dan jalan adalah kiasan untuk menggambarkan pilihan hidup setiap orang sehubungan dengan kerajaan Allah.

Mengapa banyak orang memilih pintu yang lebar dan jalan yang luas, ternyata karena ini terlihat seperti jalan yang mudah.

Disini tidak ada tuntutan, disiplin aturan untuk melewati jalan ini.

Apa arti perumpamaan ini?

Pintu/gerbang adalah akses yang memungkinkan orang memasuki jalur yang mengarah ke area tertentu, seperti kota, istana, atau Bait Allah.

Dalam perumpamaan ini pintu melambangkan pilihan yang kita buat setiap hari. Pilihannya ada di antara dua kerajaan.

Setiap hari kita memutuskan kerajaan mana yang kita cari. Apakah kita akan mencari kerajaan Allah dan kehendak-Nya atau, apakah kita akan mencari kerajaan dunia dan keinginannya?

Sekali lagi, Yesus menyoroti kenyataan bahwa Allah telah menganugerahkan kepada manusia hak pilihan moral.

Kita bebas memutuskan siapa yang kita percayai, sudut pandang mana yang kita adopsi, dan tindakan apa yang kita ambil.

Kerajaan Allah ditemukan dengan mengambil jalan sempit yang diakses melalui pintu yang sempit. Ini bukanlah pilihan yang otomatis atau mudah.

Jalan ini juga tidak menarik dan dari depan tidak kelihatan. Kerajaan Allah bukan dari dunia ini, jadi tidak terlihat secara fisik.

Dibutuhkan mata iman untuk mengenalinya, untuk melihat gerbangnya yang sempit. Dibutuhkan iman untuk memasukinya.

Pintu yang lebar lebih menarik bagi mata, dan memiliki lebih banyak pelancong. Gerbang sempit itu harus dicari dan dipilih dengan sengaja jika kita ingin menemukan dan memasukinya.

Jadi dua pintu dan dua jalan ini adalah panggilan oleh Yesus untuk sebuah keputusan. Dia tidak menyisakan ruang untuk jalan tengah mana pun.

Hanya ada dua cara, benar dan salah, baik dan jahat; jalan ke surga, dan jalan ke neraka, tidak ada tempat tengah setelah ini, tidak ada jalan tengah sekarang.

Pembedaan anak-anak manusia, orang suci dan orang berdosa, saleh dan fasik, dua perbedaan ini akan terus ada sampai Tuhan datang.

Apa yang memikat banyak orang melalui pintu yang lebar dan jalan yang luas?

Pertama, Mereka memiliki banyak kebebasan.

Pintu terbuka lebar untuk menggoda mereka yang berjalan di jalan itu.

Kita boleh masuk melalui pintu ini dengan segala nafsumu dan seleramu, keinginanmu. Engkau dapat berjalan sesuai keinginan hatimu, dan cukup ruang untuk melakukan apapun.”

Itu adalah jalan yang lebar, karena tidak ada pagar bagi mereka yang berjalan di dalamnya, tetapi mereka mengembara tanpa henti..

Jalan yang lebar, karena ada banyak jalan di dalamnya, ada pilihan jalan yang berdosa, bertentangan satu sama lain, dan semua jalan itu ada di jalan yang luas.

Baca juga:

Arti Memberi Barang Kudus Kepada Anjing dan Babi di Matius 7:6?

Arti dan Makna Wahyu 14:13-14?

Apa Arti Perkataan Yesus di Lukas 23:43?

Arti Tak Seorang pun dapat Mengabdi Kepada Dua Tuan

Arti Mata adalah Pelita Tubuh di Matius 6:22-23.

Kedua, jalan sempit adalah jalan yang sukar melewati padang belantara.

Jalan itu dipagari oleh hukum Allah, yang sangat lebar, dan itu membuat jalan menjadi sempit.

Itu adalah jalan penyangkalan diri. Keinginan daging harus dimatikan. Godaan harian harus dilawan.

Kewajiban harus dilakukan yang bertentangan dengan keinginan kita. Kita harus menanggung kekerasan dan menderita.

Kita harus berjaga-jaga dalam segala hal. Kita harus melalui banyak kesengsaraan, jalan yang dipagari duri.

Karena itu, maka tidak aneh jika hanya sedikit orang yang menemukannya, dan memilihnya. Banyak juga yang melihatnya, tetapi mereka menghindarinya karena sukar.

Itu sebabnya, mereka yang masuk surga hanya sedikit dibandingkan dengan mereka yang masuk neraka jauh lebih banyak.

Apakah lebih banyak orang yang masuk surga atau ke neraka? Yesus sendiri menjawabnya, “lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya..”

Jalan yang luas adalah cara dunia yang mudah, menarik, inklusif, memanjakan, permisif, dan berorientasi pada diri sendiri.

Hanya ada sedikit aturan, sedikit batasan, dan sedikit persyaratan. Yang perlu Anda lakukan hanyalah mengakui Yesus, atau setidaknya jadilah religius. Dosa ditoleransi, kebenaran didegradasi, dan kerendahan hati diabaikan.

Mari kita memilih hari ini, pintu sempit atau pintu lebar. Jalan Kristus atau jalan dunia. Mari bergabung dengan rombongan kecil melalui pintu sempit dan jalan yang sempit, karena itu lah jalan menuju Sorga.

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *