Pastordepan Media Ministry
Beranda Renungan Arti dan Makna Transfigurasi Yesus di Matius 17:1-9

Arti dan Makna Transfigurasi Yesus di Matius 17:1-9

Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.

Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.

Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.

Kata Petrus kepada Yesus: “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Matius 17:1-4

Seminggu setelah Yesus mengungkapkan identitas dan misi-Nya sebagai Mesias dan menubuatkan bahwa beberapa dari mereka akan melihat Anak Manusia datang dalam kerajaan-Nya, Yesus membawa tiga murid bersamanya. di gunung yang tinggi (Markus 9:2-13; Lukas 9:28-36).

Matius dan Markus mengatakan peristiwa ini terjadi enam hari kemudian (Markus 9:2). Lukas mengatakan itu “kira-kira delapan hari setelah…” (Lukas 9:28).

Kata yang diterjemahkan sebagai “beberapa” dalam Lukas 9 berarti “kira-kira.” Sejauh yang kita tahu, Lukas bukanlah saksi mata pelayanan Yesus, seperti halnya Matius, dan Petrus..

Hal ini mungkin menunjukkan kepada kita bahwa ketika Lukas menyusun Injilnya, dia mendapatkan berbagai sumber yang begitu mendekati.

Ketiga penulis Injil mengatakan mereka berada di atas gunung (Markus 9:2; Lukas 9:28). Gunung yang tinggi ini kemungkinan berada di distrik Kaisarea Filipi dimana Yesus membawa murid-muridNya untuk mengajar tentang Anak Manusia (Matius 16:13-28).

Gunung ini diyakini banyak orang sebagai Gunung Hermon yang terletak di timur laut kota. Tetapi ada juga yang berpendapat itu Gunung Tabor terletak di sebelah tenggara Laut Galilea, dekat Nazareth.

Lukas menceritakan bahwa mereka naik gunung untuk berdoa (Lukas 9:28). Matius dan Markus sama-sama menunjukkan bahwa Yesus dan ketiga murid-Nya sendirian.

Ketiga murid itu adalah Petrus, Yakobus dan saudaranya, Yohanes. Mereka murid Yesus yang paling dekat.

Yesus tidak hanya memilih untuk menyatakan diri-Nya kepada mereka pada saat ini, Dia juga akan memanggil ketiganya lebih jauh ke taman untuk berdoa bersama-Nya selama kesusahan-Nya pada malam sebelum penyaliban-Nya (Matius 26:37).

Sementara Yesus sedang berdoa di atas gunung, Ia berubah rupa di hadapan mereka.

Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai transfigurasi adalah “metamorphothé.” Metamorfosis kata bahasa Inggris berasal dari kata ini. Artinya mengalami perubahan yang radikal.

Murid-murid masih mengenali Yesus sekalipun berubah rupa, mereka kagum dan takut pada kecemerlangan luar biasa dari kemuliaan-Nya.

Lukas menggambarkan bagaimana “rupa wajahnya berubah” (Lukas 9:29). Matius mengatakan itu bersinar seperti matahari.

Ketiga penulis Injil juga mengomentari pakaian Yesus. Matius mengatakan pakaian-Nya menjadi putih seperti terang.

Markus menyertakan komentar tambahan bahwa mereka “pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu” (Markus 9:3).

Sementara Yesus berubah rupa, tiba-tiba Musa dan Elia menampakkan diri kepada Petrus, Yakobus, dan Yohanes.

Musa dan Elia adalah dua tokoh terpenting dalam Perjanjian Lama. Musa adalah nabi pemberi hukum besar Israel yang memimpin Israel keluar dari perbudakan di Mesir.

Elia adalah nabi mujizat besar Israel yang membuat bingung para nabi Baal. Bersama-sama para nabi ini adalah personifikasi dari seluruh Perjanjian Lama—seperti Musa yang mewakili Hukum dan Elia, para Nabi.

Kitab Maleakhi mengakhiri Perjanjian Lama dengan merujuk pada kedua tokoh tersebut. Maleaki 4:4-6.

Kedua nabi itu sangat terkait dengan Mesias. Musa membayangkan Mesias (Ulangan 18:15-19). Elia akan menjadi pendahulu Mesias (Maleakhi 3:1, 4:5-6).

Yesus adalah Mesias. Yesus adalah pemberi hukum yang lebih besar daripada Musa (Yohanes 1:17). Dan Yesus adalah pembuat mujizat yang lebih besar daripada Elia.

Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus. Hanya Lukas yang melaporkan apa yang mereka bicarakan yaitu “berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.” (Lukas 9:31).

Alkitab tidak menjelaskan bagaimana para murid mengenali kedua nabi terkenal itu. Yesus bisa saja membuat perkenalan. Atau para murid mungkin telah mengetahui siapa Musa dan Elia.

Menjelang akhir diskusi Yesus dengan para nabi, Petrus menyela percakapan. Dia berkata kepada Yesus,

“Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”

Sementara Petrus masih berbicara, sebuah suara dari awan terang menyela kata-kata Petrus. Suara ini suara Allah.

Dia berkata, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.”

Suara yang menakutkan ini menegaskan bahwa identitas Yesus adalah sebagai Anak Allah. Suara itu mendukung Yesus dengan persetujuan ilahi.

Dan suara itu memperingatkan Petrus untuk mendengarkan, daripada terus berbicara.

Awan terang dan suara ilahi mengingatkan sesuatu dari masa lalu yang jauh dalam sejarah Israel dan sesuatu dari masa lalu dalam pelayanan kerajaan Yesus.

Awan terang yang menaungi mereka melambangkan awan yang menutupi Gunung Sinai, tempat Tuhan berbicara kepada orang-orang serta tiang awan yang berdiri di depan anak-anak Israel.

Itu memimpin mereka dalam perjalanan mereka keluar dari Mesir dan masuk ke Tanah Perjanjian melalui padang gurun pada siang hari (Keluaran 19:16; 13:21).

Tiang awan dipahami oleh Israel sebagai manifestasi literal dari kehadiran dan penyediaan Tuhan.

Suara ilahi dari awan mengulangi apa yang dikatakan dari surga pada saat pembaptisan Yesus: Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, yang berkenan kepada-Ku (Matius 3:17).

Bapa sudah berkenan dengan Anak-Nya sebelum pelayanan-Nya di bumi. Sekarang menjelang penyelesaian pelayanan Yesus, Bapa mengungkapkan kembali bahwa Dia berkenan.

Poinnya, sebagaimana Allah berkenaan kepada Yesus diawal dan diakhir pelayanan-Nya, Allah juga akan berkenan kepada kita pada awal waktu kita percaya dan sampai akhir hidup kita, selama kita hidup dalam ketaatan akan firman-Nya.

Kiranya Tuhan berkenaan untuk semua yang kita lakukan. Perkenaan Tuhan adalah yang paling utama yang harus kit acari.

“Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan.

Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: “Berdirilah, jangan takut!”

Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri.

Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: “Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.” Matius 17:6-9

Apakah reaksi Anda Ketika mendengar suara namun orang yang berbicara tidak terlihat? Mungkin kita akan punya perasaan yang sama dengan murid-murid.

Tadinya sangat semangat, namun tiba-tiba berubah ketakutan dan tersungkur mendengar suara Allah.

Itu adalah pengalaman tentang realitas kehadiran Allah yang menakjubkan dan biasanya menimbulkan ketakutan pada orang-orang di Perjanjian Lama.

Kita tidak tahu apakah mereka melihat kehadiran Allah di awan atau hanya mendengar suaranya saja. Kemungkinan dua-duannya.

Melihat kondisi mereka yang demikian Yesus datang dan menyentuh mereka sambil berkata: “Berdirilah, jangan takut!”

Ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat lagi Elia dan Musa. Hanya Yesus sendiri yang berdiri dihadapan mereka.

Kembali suasana normal. Semua kehebatan yang baru saja melihat sudah tidak ada lagi.

Mereka hanya melihat Yesus saja. dan itulah fokus suara yang beru saja mereka dengar yaitu untuk mendengarkan Yesus saja. Tidak ada yang lain.

Musa dan Elia tidak sejajar dengan Yesus. Mahatma Gandhi atau Konfusius juga tidak setara dengan Tuhan Yesus. Mereka manusia biasa.

Sekali pun banyak orang berhikmat didunia ini, mereka tidak dapat disamakan dengan Yesus.

Inilah Anakku yang kukasihi dengarkanlah Dia.. Dia adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup..

Sebagai orang Kristen, kita akan mencapai ukuran penuh dari pertumbuhan Kristen, ketika kita melihat Dia, dan hanya Dia saja.

Paulus dalam suratnya yang kedua kepada Jemaat Korintus mengatakan:

“Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” 1 Kor 3:18.

Marilah kita mendengar Yesus saja. Mari kita lihat Yesus saja. Tidak ada yang lain.

Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: “Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.”

Mereka telah melihat Elia, dan Tuhan dalam kemuliaan, sekarang mereka disuruh untuk tidak mengatakan apa-apa tentang apa yang telah mereka lihat.

Nanti setelah Yesus bangkit baru mereka boleh menceritakan apa yang telah mereka lihat. Alasannya mungkin untuk menghindari konfrontasi dengan orang-orang Yahudi.

Mari kita rangkumkan bagian ini.

Yesus “Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.” (ayat 2, 3).

Adegan transfigurasi adalah bayangan dari apa yang akan terjadi ketika Yesus datang dalam Kemuliaan:

(1) Dia muncul dalam tubuh kemuliaan-Nya;

(2) Ada Musa, mewakili orang-orang kudus yang telah mati dalam Kristus dan yang akan dibangkitkan Ketika Yesus datang kedua kali.

(3) Ada Elia, mewakili orang-orang percaya yang tidak akan mati dan akan diangkat untuk bertemu Tuhan di angkasa dalam kemuliaan-Nya.

(4) Ada Petrus, Yakobus, dan Yohanes, melambangkan umat yang sisa yang akan melihat ke atas dan melihat Dia datang.

(5) Ada banyak orang di kaki gunung, bangsa-bangsa yang akan dibawa masuk ke dalam Kerajaan Allah yang Dia dirikan.

Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya. Rindukah Anda menjadi bagian orang percaya yang melihat kedatangan Yesus kedua kali?

Jika ya, dengakanlah Dia. Ikutilah Dia. Lihatlah Dia.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 pelajaran Alkitab

Iklan