Arti dan Makna Perumpamaan Harta Terpendam di Matius 13:44

“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.” Matius 13:44

Untuk pertama kalinya Yesus berbicara dengan perumpamaan kepada murid-murid-Nya. Dari ruang publik keruang privat. Perumpamaan ini mengungkapkan lebih lanjut tentang kerajaan Allah.

Sekedar mengingatkan kembali, pengertian utama dari Kerajaan Allah, bahwa itu adalah pemerintahan Kristus di dalam hati umat-Nya.

Dalam hal ini, menarik bahwa Kerajaan Allah “tersembunyi” Yesus berkata “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah” Lukas 17:20.

Jadi, kerajaan-Nya saat ini memerintah secara tidak terlihat di hati orang percaya dan karena itu tersembunyi dari mata fisik, meskipun dampaknya di dunia terlihat jelas.

Perumpamaan harta terpendam dan Mutiara memiliki arti dan makna yang sama.

Berbeda dengan perumpamaan tentang gandum dan Lalang, yang penggenapan dan penyempurnaannya pada kedatangan Yesus yang kedua kali.

Perumpamaan harta terpendam dan Mutiara, menekankan nilai sekarang dari kerajaan Allah.

“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.”

Konteks sejarah dari perumpamaan ini adalah pada zaman Yesus tidak ada bank atau brankas, untuk menyimpan barang berharga mereka. Demi keamanan mereka menyimpan di dalam tanah.

Ada beberapa alasan mengapa orang zaman dulu suka menyimpan harta di bawah tanah. Pertama: untuk Menghindari pencurian dan perampokan yang sering terjadi..

Dalam sejarahnya, Palestina telah melewati banyak revolusi, dan sering mendapat serangan dari suku-suku pengembara di sekitarnya, dan di banyak wilayah rumah-rumah dirampok.

Kedua untuk menghindari pajak yang tinggi, ketika pemerintahan berubah.

Ketiga, negeri pada masa itu selalu berada dalam bahaya, sewaktu-waktu musuh datang menyerbu dan biasanya para tentara-tentara musah suka menjarah harta benda..

Maka tempat yang dirasa paling aman untuk menyimpan harta benda adalah dibawah tanah.

Orang-orang kaya di Timur biasanya membagi tanah mereka menjadi tiga bagian. Satu bagian diinvestasikan untuk perdagangan.

Kedua, untuk menyimpan perhiasan atau barang berharga. Ketiga untuk tempat pemakaman.

Ada pepatah rabi yang mengatakan bahwa satu-satunya tempat penyimpanan uang yang aman adalah dalam tanah.

Yosefus menulis, “Emas dan perak serta perabot paling berharga lainnya yang dimiliki orang Yahudi dan yang disimpan pemiliknya di bawah tanah dilakukan untuk menahan kekayaan perang.”

Tetapi sering kali tempat persembunyian harta benda itu akan terlupakan. Pertama, sipemilik harta itu mungkin meninggal dunia.

Kedua, dia masuk penjara atau diasingkan ke negeri yang lain, dan harta yang disembunyikan itu pun dilupakan.

Dan ketika seeorang menyewa tanah itu, kemudian dia menggarap tanah itu dengan bajak tanah, tanpa sengaja harta terpendam itu tergali.

Ketika dia menemukan harta itu, dia merasa beruntung. Lalu harta itu dia sembunyikan lagi, lalu dia kembali kerumahnya dan menjual segala harta miliknya untuk membeli ladang yang berisi harta itu.

Kemungkinan pemilik sekarang tidak mengetahui ada harta karun diladang itu. Kalau tidak, dia akan mengambilnya sebelum dia menjual ladang itu.

Orang yang membeli ladang itu, tahu pemilik sekarang tidak mengetahui harta karun itu.

Dalam hukum kerabian menetapkan bahwa “jika seseorang menemukan buah atau uang yang berserakan, itu milik penemunya.

Jika seseorang menemukan uang atau barang berharga lainnya yang nyata-nyata hilang dan pemiliknya sudah meninggal atau tidak diketahui, si penemu berhak menyimpan apa yang ditemukan.

Dengan demikian tidak ada masalah etik dan moral yang dilanggar disini. Sebab kalau dia tidak jujur, kan tidak perlu dia jual semua miliknya demi tanah itu. Cukup dia mengambil harta itu.

Tetapi dikatakan, dia menjual semua yang dia miliki, dan membeli ladang itu.

Dan banyak orang akan berpikir dia bertindak tidak waras, mengapa? karena menjual segala miliknya demi membeli tanah yang kelihatanya tidak ada harganya, tanah yang terlantar..

Tetapi hanya dia yang tahu betapa berharganya tanah itu.

Perumpamaan ini menggambarkan nilai dari harta Sorgawi dan usaha yang dibuat untuk mencarinya.

Penemu harta di ladang itu, rela menukarkan segala harta miliknya, siap bekerja tanpa lelah untuk mendapatkan harta tersembunyi itu.

Perumpamaan ini tidak mengajarkan bahwa kerajaan surga dapat dibeli, namun mengajarkan bahwa keselamatan lebih berharga daripada semua yang kita miliki.

Perumpamaan ini juga mengajarkan nilai yang tak terhitung dari kerajaan surga dan menjadi bagian dari kerajaan itu..

Pengertian lain perumpamaan ini adalah ladang yang berisi harta menggambarkan Kitab Suci. Dan Injil kebenaran adalah harta itu.

Sekarang pertanyaanya adalah apakah kita sudah rela melakukan usaha yang keras untuk menggali isi alkitab ini..?

Dalam buku Perumpaan Tuhan Yesus hal.72 dikatakan:

“Alkitab adalah buku pelajaran Allah terbesar, Alkitab adalah dasar dari segala ilmu pengetahuan. Setiap cabang ilmu dapat kita temukan dalam alkitab. Diatas semua itu, alkitab ini mengandung ilmu dari segala ilmu yaitu ILMU KESELAMATAN. Alkitab adalah tambang harta Kristus yang tak terselidik..”

Orang yang ingin mendapatkan harta kebenaran itu harus menggalinya seperti pekerja tambang menggali tanah mencari harta yang tersembunyi.

Pekerja tambang ketika bekerja menggali tanah, mereka sangat tekun dan giat, mereka tidak akan pernah berhenti menggali sampai mereka menemukan harta itu..

Mempelajari alkitab sama seperti pekerja tambang, tidak cukup hanya sekedar membaca, tapi juga menyelidikinya, menghafalkannya dan merenungkannya.

Setiap orang yang menggali Firman Tuhan dengan cara seperti itu akan menemukan harta yang tak ternilai mahalnya…

Karena Alkitab akan menuntun orang kepada keselamatan melalui iman kepada Yesus Kristus. (2 Timotius 3:15)

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *