Arti ‘Cawan Pinggan Bersih Luarnya, Dalamnya Penuh Rampasan”
“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.
Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.” Matius 23:25-26
Dalam celaka yang keenam, Yesus mengumpamakan mereka dengan sebuah cawan yang bagian luarnya bersih tanpa noda, tetapi bagian dalamnya kotor dan tidak layak digunakan.
Yesus berpesan agar mereka membersihkan bagian dalamnya terlebih dahulu agar bagian luarnya menjadi bersih juga.
Itulah ilustrasi yang digunakan Yesus untuk menerangkan kemunafikan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi..
Ungkapan dibalik kata pinggan, sering digunakan untuk piring menyajikan makanan lezat.
Idenya adalah tentang seseorang yang menawari tamunya makanan yang kelihatannya enak, disajikan dengan anggur terbaik.
Namun ternyata, meskipun peralatannya indah dan disucikan secara seremonial, makanan yang disajikan di dalamnya sudah busuk. Tengik.
Bagian dalam cangkir dan piring melambangkan hati. Hati adalah pusat keberadaan manusia. Itu adalah pusat keinginan dan kemauan.
Ini membentuk sikap dan pandangan terhadap dunia. Hati adalah tempat keputusan dan pilihan dibuat.
Ini adalah pusat dari niat. Semua tindakan dan perkataan mengalir dari dorongan hati.
Secara lahiriah para pemuka agama tersebut nampak saleh. Namun dalam hati mereka penuh dengan kotoran moral dan rohani, yaitu perampokan dan pemanjaan diri.
Mereka secara upacara tidak bernoda dan menarik, namun secara rohani kotor dan menjijikkan. Semua itu datang dari hati..
Yesus berkata..
“..Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” Matius 12:34b-35
Perilaku lahiriah kita dipengaruhi oleh batin hati kita. Dalam ilustrasi ini, Yesus menerangkan bahwa bagian luar cawan kita juga akan menjadi bersih jika bagian dalam cawan kita bersih.
Karena itu kita lebih memperhatikan kondisi hati kita, yang mendasari perilaku kita.
Yesus menerangkan kondisi hati para Ahli taurat dan orang Farisi, penuh dengan rampasan dan kerakusan.
Kata rampasan, dari kata Harpag artinya penjarahan, penggarong, dan pemerasan
Sementara kata kerakusan dari kata akrasia mengandung arti kurangnya pengendalian diri dan sering digunakan untuk menunjukkan kepuasan diri yang tidak terkendali.
Para pemimpin agama yang tidak bermoral ini merampok orang-orang yang seharusnya mereka layani demi memuaskan keserakahan mereka sendiri.
Mereka menjarah dan menggunakan untuk melayani diri mereka sendiri. Inilah sebabnya mengapa mereka melahap rumah para janda (Matius 23:14).
Sepanjang sejarah, para pemimpin agama palsu menjadi kaya dan gemuk dengan menipu orang-orang yang mereka layani.
Secara lahiriah mereka tampak saleh, penuh perhatian, dan patut diteladani, namun di dalam hati, mereka adalah serigala yang rakus.
Yesus menghimbau mereka…
“Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.”
Kemunafikan telah menyebabkan orang-orang Farisi kehilangan perhatian terhadap bagian dalam mereka yaitu hati dan moral..
Hati yang bersih menjadi dasar berjalannya keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan (23:23).
Poinnya, bila hati bersih, maka bagian luar hidup kita juga akan bersih. Kita akan berperilaku dengan baik. kasih dan belas kasihan akan ada pada kita.
Karena itu perhatian kita yang terutama adalah bagian dalam diri kita. Hati.
“Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu” (Mazmur 24:3–4)
“Bersihkanlah hatimu dari kejahatan, hai Yerusalem, supaya engkau diselamatkan! Berapa lama lagi tinggal di dalam hatimu rancangan-rancangan kedurjanaanmu?” (Yeremia 4:14).
Untuk mendapatkan hati yang bersih, biarlah doa Daud ini menjadi doa kita..
“Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!” (Mazmur 51:12).
Hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari segala jenis kejahatan!