Apakah Rahasia Sukses Kepemimpinan Yosua?
Teks: Yosua 1;1-8
George MacDonald berkata, “Apa pun yang dilakukan manusia tanpa Tuhan, ia pasti gagal total atau berhasil dengan lebih menyedihkan.”
Setelah tongkat kepemimpinan resmi ditangan Yosua, Tuhan memberi perintah,
“Sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.” (Yos 1:2)
TUHAN memerintahkan Yosua untuk menyeberangi Sungai Yordan. Kepada Musa Tuhan mengatakan bahwa dia tidak akan menyeberangi sungai ini. (Ul 3:27)
Yosua akan memimpin bangsa Israel menyeberang (Ulangan 3:28; 31:3). Negeri itu pemberian Tuhan. Mereka menerimanya melalui belas kasihan dan kesetiaan perjanjian Allah.
Dalam Yosua 1: 2, 3, ada dua bentuk berbeda dari kata kerja “memberikan” yang digunakan, yang mencerminkan dua aspek penting dalam mewarisi tanah.
Bentuk pertama menyatakan proses pemberian tanah. Hanya wilayah Transyordan yang telah diduduki oleh Israel. Sebagian besar Tanah Perjanjian belum direbut.
Dalam Yosua 1: 3, kata kerja ini digunakan dalam bentuk perfect (sempurna), yang memberi kesan bahwa tanah itu telah diberikan kepada mereka.
Ketika Allah menjadi subjek dari tindakan-tindakan tersebut, bentuknya disebut “nubuat sempurna.” Dan.
itu karena apa yang Dia janjikan dalam Firman-Nya adalah fakta yang pasti dan dapat dipercaya sebagai kenyataan saat ini.
Selanjutnya di ayat 3, “Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.”
Kata-kata tersebut pernah diucapkan sebelumnya oleh Musa kepada bangsa Israel (Ulangan 11:24).
Agar bangsa Israel dapat melihat penggenapan janji ilahi, kaki mereka harus menginjak tanah itu.
Artinya mereka harus aktif berpartisipasi atau bekerja sama. Karunia itu telah diberikan; kini saatnya bagi para penerimanya—bangsa Israel—untuk memilikinya.
Harus ada keselarasan yang sempurna antara Tuhan, Yosua, dan bangsa Israel untuk memastikan keberhasilan dalam penaklukan Tanah Perjanjian yang akan datang.
Ayat tersebut juga menekankan bahwa wilayah baru Israel begitu luas sehingga ke mana pun ia melangkah, Yosua tidak akan pernah meninggalkannya.
Lalu kemudian Tuhan menyebut batas-batas wilayah yang akan menjadi milik mereka.
Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu.
Tanah yang diberikan kepada Israel dijelaskan dalam beberapa bagian Alkitab dengan penanda batas yang bervariasi dan urutan titik mata angin yang berbeda (misalnya, utara, selatan). Misalnya
• Kejadian 15:18 menyebutkan dua batas—barat daya (Sungai Mesir) dan timur laut (Efrat).
• Ulangan 1:7 menyajikan urutan yang berbeda dari Yosua 1:4—selatan (Negeb), barat (sepanjang pantai), utara (Lebanon), timur (Efrat).
• Ulangan 11:24 mirip dengan Yosua 1:4—selatan (gurun), utara (Lebanon), timur (Efrat), barat (Laut Barat).
• Yosua 1:4 mencerminkan Ulangan 11:24 kecuali untuk penunjukan batas barat—selatan (gurun), utara (Lebanon), timur (Efrat), barat (Laut Tengah).
• Bilangan 34:3–12 menyajikan daftar batas yang paling rinci—selatan (Gurun Zin di sepanjang perbatasan Edom, ayat 3), timur (ujung Laut Asin, selatan Jalan setapak Scorpion, menuju Zin, ke selatan menuju Kadesh-Barnea, ke Hazar-Addan, Azmon, Wadi Mesir, dan berakhir di Laut Mati, ayat 3–5; Hazar-Enan, Shefam, Ribla, Ain, lereng timur Kineret, sepanjang Sungai Yordan hingga Laut Asin [ayat 10–12]), barat (pantai Laut Besar, ayat 6), utara (Laut Besar hingga Gunung Hor, Lebo-Hamat, Zedad, Ziphron, berakhir di Hazar-Enan, ayat 7–9).
Yosua mengenal beberapa wilayah tertentu karena sebelumnya ia pernah mengintai bagian selatan Kanaan, tetapi ia mungkin kurang mengenal batas utara dan timur.
Melihat batas-batas wilayah yang luas tersebut, Yosua menghadapi tantangan yang tidak mudah.
Sekarang pertanyaan yang paling krusial bukanlah luas wilayah itu, melainkan kemampuannya untuk ditaklukkan.
Masalah utamanya bukan seberapa kuat musuh, namun seberapa percaya bangsanya. Karena Yosua masih ingat, generasi sebelumnya, yang panik dan putus asa mendengar laporan 10 pengintai (lihat Bilangan 13).
Mereka menganggap penduduk Kanaan terlalu “kuat,” terlalu besar, dan kota-kota mereka terlalu berbenteng untuk ditaklukkan (13:28, 31-33).
Sebuah peribahasa populer mengajarkan bahwa tidak ada pejuang yang dapat bertahan melawan bani Enak yang tersohor (Ulangan 9:2).
Israel tentu takut, para raksasa itu akan menginjak-injak Israel seperti belalang kecil yang tak terhitung jumlahnya.
Perasaan yang sama mungkin sering menghantui pikiran kita. Akibatnya, kita tidak bisa maju meraih impian kita.
Melihat tantangan yang begitu besar dan luas, TUHAN meyakinkan Yosua,
Seorang pun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. (5)
Janji ini meyakinkan pemimpin baru itu bahwa tak seorang pun musuh manusia dapat “bertahan..” Tuhan akanmenyertai Yosua. Tidak membiarkan dan tidak meninggalkan.
Dalam satu kata, TUHAN berjanji tidak akan pernah “meninggalkan” (artinya, “mengendurkan upaya”) atau “menelan” (artinya, “meninggalkan”) Yosua. Upaya TUHAN bagi-Nya akan selalu kuat, kehadiran-Nya akan selalu konstan.
Poinnya, bagian Tuhan menyertai Yosua, namun Yosua harus melakukan bagiannya, yaitu kuat dan berani.
Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.(6)
Kata, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu..” dorongan yang diulang tiga kali (ayat 6, 7, 9; bdk. ayat 18; 10:25).
Artinya, dia harus memiliki kekuatan dan keberanian tertinggi untuk tugas yang diberikan kepadanya.
Kata tersebut menyiratkan kekuatan yang ada di tangan untuk menggenggam dan memegang erat apa pun..
Sementara yang terakhir terutama menunjuk pada kekuatan lutut dalam mempertahankan posisi seseorang dengan teguh, dan menahan setiap serangan agresif musuh
Kata-kata tersebut menyiratkan tingkat tindakan yang paling kuat dan penuh tekad, semangat dan energi yang secara langsung merupakan kebalikan dari segala sesuatu yang bodoh dan pengecut.
Selanjutnya di ayat 7, “Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi.”
Kembali kata kuatkan dan teguhkan diulangi. Pada bagian ini merupakan rahasia sukses Yosua dan bangsa itu.
Kunci” yang membuka pintu menuju tanah yang berlimpah dan hidup yang berlimpah adalah memiliki dan mengamalkan Firman Tuhan.
Mendengarkan (membaca) Firman Tuhan adalah kuncinya. Tetapi bukan hanya mendengar firman tetapi mengindahkannya, menaatinya, karena ini menjamin kemenangan dan berkat.
Kunci kemenangan adalah hubungan seseorang dengan Firman Allah.
Maka ayat 7, merupakan pesan Tuhan agar berhati-hati bertindak, dengan tidak menyimpang darinya ke kanan atau ke kiri.
Dan sekarang di ayat 8 perintahnya adalah untuk merenungkannya siang dan malam. Ini adalah kunci kesuksesan. Taat hukum dan merenungkannya siang dan malam.
Kata ‘Berhati-hatilah’ adalah kata kerja Ibrani ‘shamar..’ artinya mengawasi sesuatu, menjaga dan melindunginya dari kerusakan atau kehilangan.
Kata ini berulang kali digunakan dalam Yosua karena Israel perlu terus-menerus perlu berjaga-jaga.
Septuaginta menerjemahkan kata shamar dengan kata kerja indah phulasso yang berarti menjaga. Menjaga seseorang untuk mencegah mereka melarikan diri.
Dalam bentuk waktu sekarang menyerukan seseorang untuk terus-menerus menjaga diri sendiri sehingga melakukan sesuai dengan seluruh hukum !
Penyerapan firman Tuhan yang terus-menerus dan saksama akan menghasilkan ketaatan. Kurangnya pembelajaran mengakibatkan kurangnya ketaatan.
Ada hasil yang baik bila Yosua hati-hati. Tidak menyimpang. Maka dia akan beruntung.
Dalam bahasa Ibrani adalah tashkil, artinya berbuat bijaksana, bertindak atau berperilaku bijaksana.
Makna utama dan paling umum dari kata aslinya adalah, mengarahkan diri dengan bijaksana, bertindak dengan penuh kehati-hatian, menjadi bijaksana, cerdas, dan kemudian, makmur, meraih kesuksesan.
Artinya bahwa kemakmuran dan kesuksesan sejati dalam urusan kehidupan adalah hasil dari perilaku yang bijaksana dan penuh pertimbangan.
Maka hanya mereka yang menjadikan firman-Nya sebagai aturan mereka, dan melakukannya dalam segala situasi, akan mendapat berkat Tuhan atas urusan duniawi mereka; dan inilah jalan menuju kebijaksanaan sejati.
Karena itu Tuhan memandu Yosua kepada kunci kemenangan rohani,
“ Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” (Yos 1:8).
Diayat 7, Allah meminta Yosua untuk taat. Sekarang Tuhan memberitahu Yosua bagaimana caranya taat.
Pertama, memperkatakan kitab taurat. Praktik kuno taurat dibaca keras-keras untuk diri sendiri sebagai alat bantu menghafal.
itu penting dalam kampanye melawan kekuatan musuh yang kuat. Kitab taurat yang dimaksud adalah kitab Kejadian sampai Ulangan, yang ditulis oleh Musa dan tersedia bagi Yosua.
Bukan saja ia harus memiliki Firman Tuhan di dalam dirinya, tetapi ia harus memberitakannya karena ada kuasa dalam firman Tuhan yang diberitakan/diucapkan!
Selain memperkatakan Firman Allah, Yosua harus merenungkannya. Mengapa merenungkan Firman Allah?
Karena melalui Firman Tuhanlah Roh Kudus datang sepenuhnya untuk menjadi penghuni batin kita yang perkasa.
Ketika seseorang terus-menerus menggumamkan Firman Tuhan kepada dirinya sendiri, ia terus-menerus memikirkannya.
Untuk menikmati kemakmuran dan menjadi sukses dalam Penaklukan Kanaan Yosua harus melakukan tiga hal sehubungan dengan Kitab Suci:
(a) Hukum Taurat tidak boleh meninggalkan mulutnya; ia harus membicarakannya (lih. Ul. 6:7 );
(b) Ia harus merenungkannya siang dan malam, memikirkannya (lih . Mzm. 1:2 ; 119:97 );
(c) Ia harus melakukan segala sesuatu yang tertulis di dalamnya, menaati perintah-perintahnya sepenuhnya dan bertindak berdasarkan itu.
Dalam hidup kita sebagai orang Kristen, kesuksesan dan kemakmuran tidak diukur dengan standar fisik dan materi dunia. Namun berkat rohani dan kemakmuran rohani.
Kita mungkin saja meraih kesuksesan fisik dan materi, namun gagal total secara rohani.
Kata sukses dari kata sakal/sākhal, makna utamanya adalah bijaksana, yang berarti “ditandai oleh kebijaksanaan atau kehati-hatian, cerdik dalam mengelola urusan praktis, ditandai oleh kehati-hatian.”
Seseorang yang menunjukkan kehati-hatian lebih mungkin meraih kesuksesan.
Banyak orang yang mengira mereka sedang berada di kereta menuju kesuksesan sebenarnya sedang menuju ke arah yang berlawanan.
Sejarah penuh dengan contoh pria dan wanita yang menemukan suatu bentuk kesuksesan , tetapi hidup untuk menyesalinya. Itu bukanlah apa yang Alkitab sebut kesuksesan
Kesuksesan Tuhan jauh berbeda; selalu mengarah ke arah yang benar.
Yosua diyakinkan bahwa jika ia hidup sesuai dengan apa yang tertulis dalam Firman Tuhan, ia akan meraih kesuksesan—tetapi bukan sembarang kesuksesan.
Kunci kesuksesan yang baik adalah ketaatan pada Firman Tuhan. Jika Anda menyelaraskan hidup Anda dengan kehendak Tuhan, sebagaimana diungkapkan dalam Firman-Nya, Anda akan mengalami kesuksesan yang akan menjadi berkat, bukan beban.
Hanya Tuhan yang baik yang dapat memberikan kesuksesan yang baik.
Untuk ketiga kalinya Tuhan mendorong Yosua untuk kuat dn meneguhkan hatinya. Jangan tawar hati. Karena Tuhan akan menyertai (Ayat 9).
Ilustrasi:
Seorang anak harus berjalan setiap malam melewati jalan yang gelap dan menyeramkan.
Beberapa teman yang lebih besar mencoba memberinya keberanian. Salah satu dari mereka memberinya jimat keberuntungan untuk mengusir hantu.
Teman lainnya memasang lampu di sudut jalan yang sangat gelap di dekat rumah. Teman ketiga mengambil pendekatan yang lebih spiritual, dengan berkata,
“Rasa takut itu dosa. Percayalah kepada Tuhan dan jadilah berani!” Nasihat itu bagus, tetapi tidak banyak membantu.
Kemudian seorang teman berkata dengan penuh kasih, “Aku tahu rasanya takut. Aku akan berjalan bersamamu melewati rumah itu.” Seketika rasa takut anak itu hilang.
Inilah yang Tuhan lakukan bagi Yosua. Yosua menghadapi tugas berat memimpin sekelompok pengembara melawan pasukan terlatih dari kerajaan-kerajaan yang kuat.
Tugas itu cukup membuat orang yang paling berani sekalipun gemetar. Namun, Tuhan melakukan lebih dari sekadar memberi Yosua rencana pertempuran atau nasihat penyemangat..
Dia meyakinkannya, “Aku akan menyertai engkau ke mana pun engkau pergi.”
Tuhan tidak berjanji tidak akan membawa Anda ke dalam situasi yang menakutkan. Dia mungkin memanggil Anda untuk melayani-Nya di negeri yang jauh dari teman dan keluarga Anda.
Kita mungkin akan melayani ditempat-tempat yang sulit. Ditentang, dianiaya. Dipenjara, dll. Namun Yesus akan menyertai kita (Mat 28:20).
Pemazmur berkata, “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman [harfiahnya, lembah bayang-bayang gelap], aku tidak takut bahaya; sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku” ( Mazmur 23:4 )
Apakah Anda menghadapi tugas yang berat? Percayalah pada kehadiran Tuhan untuk mengusir ketakutan Anda dan memberi Anda kekuatan serta keberanian yang baru.
Rahasia sukses adalah taat kepada Firman TUHAN.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now









