Apakah Pernikahan Itu?

Oleh:  Ibu Etny Manullang

Pendahuluan:

Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial.

Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Wikipedia

Apakah pernikahan itu hanyalah merupakan suatu kontrak dari lelaki dan wanita karena kebutuhan, yang dapat saja hancur berantakan setelah satu pihak gagal menepati isi kontrak?

Apakah pernikahan itu hanyalah suatu hasil deburan emosi muda-mudi?

Ataukah pernikahan itu hanyalah untuk mengikuti kebiasaan mengikat janji yang sewaktu-waktu bisa dipisahkan karena lelaki maupun wanita gagal untuk menepati perjajian?

Apa tujuan Anda menikah?

Seperti halnya tujuan pernikahan pada umumnya, tujuan pernikahan kristen adalah untuk mendapatkan keturunan.

Sebab, Tuhan telah menciptakan manusia secara sempurna dengan hasrat seksual untuk suami istri.

Seperti pada Alkitab Kejadian 1:28, disebutkan bahwa Allah memberi manusia hak untuk beranak dan bertambah banyak.

Pernikahan ibarat sebuah perjalanan panjang. Dalam sebuah perjalanan, hal pertama yang harus kita ketahui adalah, “Kemana tujuannya?”

Demikian juga dengan pernikahan umat Kristiani, kedua belah pihak harus sama-sama tahu apa tujuan pernikahan kristen.

Apakah untuk memiliki keturunan yang nantinya akan mengurus kita di masa tua?

Atau supaya kita tidak kesepian?

Ataukah karena gengsi?

Atau karena suatu keharusan maupun paksaan dari keluarga dan masyarakat?

Atau apakah pernikahan Kristen?

a. Termasuk suatu ikatan

b. Suatu hal yang suci

c. Suatu hal yang harus dipertahankan selama hayat dikandung badan?

Adapun pernikahan Kristen itu adalah suatu PERJANJIAN.

  1. Janji timbal balik antara lelaki dan wanita yang akan dipersatukan dalam Nikah yang kudus
  2. Janji dihadapan Saksi khususnya dan saksi mata, anggota jemaat dan kenalan yang hadir
  3. Terutama adalah janji dihadapan Tuhan.

JANJI DIHADAPAN TUHAN

Yeheskiel 16 : 8b: “Dengan sumpah aku mengadakan perjajian dengan engaku, demikianlah Firman Tuhan, dan dengan itu engkau AKU PUNYA”.

Amsal 2 : 17: “Yang meninggalkan TEMAN HIDUPNYA MASA MUDANYA DAN MELUPAKAN PERJANJIAN ALLANYA”.

Arti ayat ini: – Meninggalkan istrinya sama halnya dengan melupakan perjanjian dengan Allahnya.

  • Tali hubungan Nikah mempunyai SANKSI (HUKUMAN) dengan Allah karena tali hubungan nikah itu di ikat dehadapan Allah.

Sebagaimana doa dan kerinduan kita agar Allah memberkati, merestui hubungan suami dan istri, dimana semua itu dikuatkan oleh Sumpah/Janji,demikian pula sebaliknya, dikala hubungan itu retak maka retak pulalah Sumpah, Perjanjian kita dengan Allah kita.

Mengapa demikian?

Meleaki 2 : 14, 15, 16:

“Dan kamu bertanya; “Oleh karena apa? Oleh sebab Tuhan telah menjadi saksi antara engaku dan istri masa mudamu yang kepadanya engkau tidak setia, padahal dialah: TEMAN SEKUTUMU dan ISTERIMU PERJANJIANMU.”

“Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan Ilahi! Jadi jagalah dirumu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya. Sebab AKU MEMBENCI PERCERAIAN, FIRMAN TUHAN, ALLAH ISRAEL……..

Bagian terakhir dari ayat firman ini adalah, janganlah orang tidak setia terhadap isteri masa mudanya, sebab Aku (Allah) membenci perceraian.

Ketidak setiaan Suami terhadap isteri, sama dengan ketidak setiaannya terhadap Allah.

Oleh karena kedua insan laki-laki dan wanita dipersatukan dalam nikah dengan janji yang diikat dihapan saksi, dan terlebih dihadapan Tuhan.

5 CAP PERJANJIAN YANG SYAH:

1. INISIATIP/PRAKARSA.

Pernikahan mula-mula berasal dari ide atau inisiatif Allah. Tuhan yang menciptakan laki-laki yakni Adam dan melihat tidak baik manusia itu seorang diri saja.

Kemudian Tuhan ingin Adam mempunyai seorang penolong, maka didatangkan segala ciptaanNya yang lain kepada Adam supaya Adam menamainya.

Namun Adam tidak menemukan seorang penolong yang sepadan dengan dia.

Lalu Tuhan membuat Adam tertidur dan menciptakan seorang wanita dari tulang rusuknya yang diberi nama Hawa (Kejadian 2:18-25).

Di taman eden Allahlah yang mengambil prakasa menciptakan, membawa, memberikan, Hawa kepada Adam.

Allahlah yang menciptakan, melembagakan, memberkati, PERNIKAHAN.

Hingga saat ini sebagai orang kristen kita tetap mengakui bahwa prakarsa Allah yang memberikan WANITA kepada PRIA untuk memasuki pernikahan yang suci.

2. SUMPAH/PERJANJIAN.

Hubungan pernikahan mulanya diprakarsai Allah dan harus dijadikan PERMANENT, KOKOH, TETAP, melalui PERJANJIAN di hadpan saksi, dan terlebih dihadapan Tuhan Allah.

3. HUKUM – COMMANDMENTS.

Hukumlah yang mengatur hubungan, hukum itupulalah yang mengatur tanggung jawab dan bukan keadaa.

Allah tidak buat perjanjian dengan yang bukan umatnya, langkah-langkah yang dibuat Allah adalah: Tebus, Selamatkan dari perbudakan, Minta untuk menurut, menurut hukum dan aturan main Pernikahan

4. BERKAT – Sebagai janji.

Ulangan 28 : Janji berkat materi

Yermia 31 : Janji berkat Rohani

5. PENGORBANAN

A. Pengesahan janji Perjanjian lama: melalui koban Tiap hari (Harian) dan korban Tahunan (Sekali setahun)

B. Pengesahan Perjanjian Baru: PengorbananNya di kayu salib, disanalah Yesus tumpahkan darahnya sebagai pengganti (korban) – manusia.

Memasuki rumah tangga memerlukan PENGORBANAN:

  1. Anak bergantung pada orang tua: harus dikerat dan berinisiatip sendiri dalam mencari nafkah.

2. Sebagai orang muda, yang banyak teman, di kerat kalau tadinya pergaulan terlalu bebas dengan siapa saja, sekarang di kerat dan dipusatkan kepada sidia, yang kekasih.

3. Terakhir dan terutama: PUTUSKAN – KERAT “PUJA DIRI SENDIRI.” Dan bahwa kekasih kitalah yang kita puja dalam hidup ini.

KESIMPULAN:

Pernikahan kristen adalah suatu perjanjian untuk setia kepada yang lain yang diikat didepan saksi dan terlebih di hadapan Allah.

Meleaki 2 : 14.

“….Oleh sebab Tuhan telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu, yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu.

Bila kita sadur ayat ini dalam bentuk positif, maka inilah harapan kita kepada Rumah Tangga kita:

a. Kesetiaan Suami kepada isteri sama dengan kesetiaanya kepada Allah.

b. Kesetiaan Isteri kepada suami sama dengan kesetiaanya kepada Allah.

Ibu Etny Manullang Saat ini aktif sebagai Direktur Pelayanan Rumah Tangga dan Koordinator Shepherdess Daerah Sumatera Kawasan Tengah. 

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *