Apakah Orang Kristen Boleh Berkompetisi?

Kompetisi atau persaingan adalah kegiatan yang biasa dalam hidup kita. Ketika kita mendengar tersebut, biasanya dalam konteks olahraga.

Meskipun ini mungkin contoh yang paling umum, tetapi kita harus melihat kompetisi dalam bentuk lainnya.

Dalam setiap kompetisi, ada semangat percekcokan dan perselisihan di antara mereka yang bersaing, tentang siapa yang harus menjadi yang terbesar.

Semangat persaingan untuk menguasai orang lain adalah “pelanggaran terhadap Tuhan.” Dalam persaingan sering terjadi perselisihan untuk supremasi dan keinginan untuk menjadi yang pertama.

Dalam konteks pekerjaan, persaingan sering tak terhindarkan dari para karyawan. Bahkan menggunakan cara yang licik untuk menjadi yang terdepan.

Orang yang berkompetisi dengan cara ini akan kehilangan rahmat Tuhan dari hati mereka.

Contoh Alkitab

Alkitab memberikan beberapa contoh tentang persaingan dan rivalitas. Seperti Lucifer yang berkeinginan untuk meninggikan diri (Yes. 14:12) “membawa perselisihan ke pelataran surgawi.”

Kemudian semangat persaingan antara Yakub dan Esau (Kej. 25:29-34; 27) menyebabkan penipuan, sementara persaingan diantara istri mereka, Lea dan Rahel, membuat kehidupan Yakub pahit di kemudian hari.

Kristus juga menyaksikan semangat persaingan di antara murid-murid-Nya ketika mereka berdebat tentang siapa yang akan menjadi yang terbesar (Mat. 18).

Dalam buku The Desire of Ages dikatakan bahwa sementara dalam masyarakat sekuler orang bersaing untuk mendapatkan posisi tertinggi, tetapi mereka yang menjadi bagian dari kerajaan-Nya harus berusaha untuk melayani (Markus 10:35-45).5

Persaingan pribadi

Persaingan antar individu dalam banyak hal sangat memilukan. Bersaing dalam penampilan, gaya hidup, menyebabkan masalah keuangan karena ingin tampil lebih baik dari orang lain.

Kita juga prihatin dengan persaingan dalam keluarga. Kita bersaing dengan tetangga dan anggota gereja dalam hal pakaian dan penampilan adalah dosa banyak orang tua.

Konsekuensi Persaingan hidup

Hasil dari rivalitas dan persaingan, ini akan menciptakan perpecahan dan perselisihan, kecurigaan dan kecemburuan.

Persaingan seperti ini tidak hanya terjadi di dunia kerja, Lembaga-lembaga swasta dan pemerintah, tetapi juga dalam lembaga agama, termasuk Kristen.

Kelemahan besar di gereja-gereja adalah akibat dari semangat persaingan, berusaha untuk menjadi yang pertama.

Tragisnya, ketika persaingan terjadi, Roh Kudus berduka, malaikat yang melayani dibuang, dan tujuan Tuhan dikalahkan.

Namun ketika tidak ada persaingan, tidak ada perselisihan untuk supremasi, ketika kesatuan ada, maka hujan kasih karunia Roh Kudus akan tercurah keatas orang percaya.

Bagaimana Seharusnya Kita Hidup?

Dalam dalam hidup ini, bukan persaingan yang diperlukan, tetapi kerja sama dan itu adalah rencana Allah.

Ketika diri tenggelam dari pandangan, dan Kristus ditinggikan, akan ada upaya yang pasti, bukan untuk persaingan, bukan untuk meninggikan diri, tetapi untuk menyelaraskan dengan orang lain.

Untuk menanggulangi semangat kompetisi, kita temukan resepnya pada kerendahan hati, rahmat, dan kasih.

Pada akhirnya, penangkal rivalitas dan persaingan adalah menerima Roh Kristus.

Maka tidak akan ada persaingan, tidak ada pencarian diri, tidak ada keinginan untuk tempat tertinggi.

Dengan Tuhan sebagai pusatnya, tidak akan ada persaingan yang membahayakan, tetapi hubungan timbal balik yang akan menghasilkan keharmonisan surga.

Meskipun Alkitab tidak melarang persaingan, tetapi Alkitab melarang sikap hati yang dimiliki banyak orang ketika mereka bersaing.

Kitab Suci jelas mengatakan bahwa kita harus melakukan segala sesuatu untuk kemuliaan Allah (1 Korintus 10:31).

Stephen Covey dalam bukunya Seven Habits of Highly Effective People, mendorong pembacanya untuk bekerja menciptakan “solusi yang saling menguntungkan”

Solusi yang tidak hanya menghasilkan kemenangan bagi mereka, tetapi juga kemenangan bagi pemain lain yang terlibat.

Konsultan manajemen dan kepemimpinan, Charles Handy, mengambil pendekatan serupa dengan Covey.

Dia percaya bahwa persaingan adalah “kabar baik untuk semua orang, tetapi hanya jika semua orang bisa menang”

Apakah orang Kristen boleh berkompetisi?

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *