Pastordepan Media Ministry
Beranda Renungan Apakah Maksudnya Doa Bertele-Tele di Matius 6:7?

Apakah Maksudnya Doa Bertele-Tele di Matius 6:7?

“Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.” Matius 6:7-8.

Saya rasa tidak ada orang yang suka mendengar orang bicara bertele-tele. Langsung kepada poinya lebih disukai.

Tuhan pun tidak senang orang yang bertele-tele.

Arti Kata Bertele-tele

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata bertele-tele adalah bercakap-cakap tidak jelas ujung pangkalnya. Arti lainnya adalah melantur-lantur.

Jadi mendengar orang ngomong ngelantur, tidak jelas ujung pangkal ceritanya, itu membosankan dan menyebalkan. Selain membuang-buang waktu, juga tidak efektif, pemborosan kata-kata.

Dalam hal berdoa, penggunaan kata yang bertele-tele juga tidak disukai. Karena itu Tuhan melarang kita berdoa bertele-tele.

Yesus mengatakan, “Jangan kamu bertele-tele..” Kata itu mengandung unsur larangan ataut tidak boleh.

Karena bertele-tele itu ternyata identik dengan kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka salah persepsi tentang Tuhan dalam menjawab doa.

Mereka pikir, kalau kata-katanya Panjang, disampaikan dengan Bahasa yang puitis dan susunan kata yang indah, maka Tuhan akan terkesan dan menjawab doa tersebut.

Mereka lupa kalau Tuhan itu lebih menyukai gaya berdoa yang sederhana, tidak lebai. Tuhan tidak terkesan dengan gaya Bahasa kita. Dia lebih menyukai motif kita tulus, murni, yang dinyatakan dalam tindakan.

Karena itu jangan mencari muka kepada Tuhan, karena Dia mengenal hati kita, apakah murni atau tidak.

Bagi orang yang tidak mengenal Allah dengan baik, mengulangi suatu bentuk doa berkali-kali dianggap sebagai hal terpuji.

Tuhan tidak membutuhkan informasi dalam doa kita. Karena Dia maha mengetahui. Maka banyaknya kata dalam doa tidaklah penting.

Bertele-tela dari Bahasa yunani ‘battologeo dari báttos’ artinya pepatah gagap + lógos artinya kata.

Jadi bertele-tele artinya berbicara dengan bodoh, berceloteh (berbicara berlebihan, termasuk ucapan suara yang tidak berarti atau tidak dapat dipahami) atau mengoceh.

Disini poinnya adalah banyak bicara tapi tanpa isi atau mengulang hal yang sama berulang-ulang.

Istilahnya digambarkan dengan pembicaraan yang tidak berguna tanpa ekspresi tujuan yang jelas.

Artinya berbicara tatapi dengan pola bicara orang yang gagap, menggunakan kata-kata yang sama berulang-ulang atau berbicara tanpa berpikir.

Ini adalah mengucapkan kalimat yang tidak berarti dan diulang secara mekanis, seperti yang dicirikan oleh mode penyembahan berhala kepada berhala-berhala mereka.

Kualitas dalam berdoa

Dalam doa, yang utama adalah Kualitas bukan kuantitas: kebenaran, bukan panjangnya.

Seringkali doa terpendek adalah doa paling dalam.

Kebiasaan orang-orang yang tidak mengenal Allah Ketika berdoa adalah mengulang dengan sia-sia kata-kata yang sama. Bolak-balik. Itu-itu terus menerus dari waktu ke waktu. Tidak ada yang berubah dalam doa mereka.

Doa mereka hafalan, sudah tersistem, terstruktur, seperti sebuah mesin sudah terprogram. Mereka pikir Tuhan itu pelupa sehingga harus terus diulang-ulangi supaya Tuhan ingat.

Kita perlu mengerti bahwa doa adalah pendekatan kecerdasan pikiran manusia ke pikiran Tuhan.

Ketika kita datang dalam doa kepada Tuhan kita tidak boleh berpikir untuk menambah pengetahuan ilahi, yang tidak terbatas itu, atau mendikte kehendak ilahi, yang berdaulat itu.

Memangnya kita siapa, sehingga kita mau mengajari Tuhan? Seolah-olah Tuhan itu terbatas pengetahuan-Nya?

Singkatnya Yesus mengatakan panjang atau lebarnya doa bukan penentu doa itu manjur. Apalagi kalau ada yang menganggap doa itu seperti mantra. Doa bukan mantra.

Doa itu hubungan

Kebenaran yang menyedihkan adalah bahwa meskipun Yesus berkata untuk tidak menggunakan pengulangan yang tidak berarti dalam doa, namun tetap saja banyak dari kita mengabaikan pesan Yesus ini.

Misalnya “Doa Bapa Kami” (Mat 6:9-13). Banyak orang yang membacanya dan mengulanginya di gereja-gereja pada setiap ibadah. Bahkan dalam doa pribadi doa itu diulang-ulang setiap hari.

Saudara boleh setuju dan boleh juga tidak setuju dengan saya, bahwa Yesus tidak bermaksud supaya doa ini diulang-ulang.

Doa Itu telah menjadi hafalan, menjadi mekanis, dan cenderung kurang bermakna.

Yesus mengingatkan kita akan bahaya jatuh dalam perangkap formalisme dan ritualisme yang mati, yang hanya sekedar bacaan namun tidak bermakna.

Ingatlah bahwa doa itu relasional atau hubungan bukan ritual!

Bukan Panjangnya Doa

Doa yang bertele-tele terlihat dari penggunaan kata yang sangat banyak, panjang dan berputar-putar dan pengulangan.

Yang mana orang yang tidak mengenal Allah menyangka seperti itu lah rumus doa yang manjur. Yesus katakan, bukan seperti itu.

Para ahli taurat dan farisi sangat menyakini konsep tersebut. Gunakan banyak kata-kata dan panjang.

Saudara jangan salah sangka dulu, doa yang panjang sebenarnya tidaklah salah, karena Kitab Suci memang memiliki beberapa doa yang panjang dan indah. Misalnya doa Salomo di 2 Tawarik 6:14-42. Doa Nehemia 9. Doa Daniel 9.

Persoalannya bukan semata pada banyaknya kata dan panjangnya doa.

Tapi cara pikir yang oleh orang kafir dan orang munafik, bahwa dengan pengulangan tanpa akhir dan banyaknya kata, mereka sedang memberi tahu dewa-dewa atau Tuhan mereka tentang kebutuhan mereka.

Artinya, dewa mereka perlu diberitahu apa kebutuhan mereka. Dan itu harus diterangkan dengan Panjang-panjang.

Mengenai pengulangan kata dalam doa jangan salah sangka dulu. Yesus tidak mengatakan bahwa seseorang tidak bisa mengulangi sebuah kalimat.

Karena Yesus sendiri Ketika berdoa, mengulangi permintaan yang sama, “Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga. (Mat 26:44)

Baca Juga: Doa Yang Tidak Dijawab Tuhan

Rahasia Doa Yang diJawab Tuhan

100 Doa-doa dalam Alkitab

5 Manfaat doa Subuh

Tujuan doa

Dalam berdoa tujuan Yesus bukanlah panjangnya doa. Tetapi motif dalam berdoa. Dia menekankan bahwa doa bukanlah masalah pengulangan tetapi hubungan.

Doa adalah tentang mengubah kita, karakter kita, kehendak kita, dan nilai-nilai kita, bahkan ketika kita mencari jawabanTuhan.

Masih ingat bagaimana musuh-musuh Elia dalam 1 Raja-raja 18 berdoa? Mereka berdoa (meracau) terus-menerus dan bahkan menangis dengan keras dan melukai diri mereka sendiri.

Mereka berpikir dengan melakukan itu akan meningkatkan peluang lebih besar doa mereka didengar dan dijawab. Tetapi tidak ada jawaban.

Bandingkan dengan Elia, dia hanya berdoa satu kalimat, Tuhan langsung menjawab doanya.

Di dunia modern sekarang ini banyak kepercayaan dan agama yang melanjutkan praktek doa dengan menggunakan rumus yang mekanis, hafalan, diulang dll.

Beberapa kepercayaan memiliki rumusan doa yang seperti itu. Hafalan. diulang. Ada juga menggunakan manik-manik untuk merangsang ritual doa.

Cara ini yang Yesus gambarkan sebagai “pengulangan tanpa arti… banyak kata”!

Dalam Alkitab, banyak dari doa-doa yang menonjol dan khusyuk, singkat dan bernas; seperti: Musa (Kel 32:31, 32), Salomo (meminta hikmat, 1 Raja-raja 3:6-9).

Elia (I Raja-raja 18:36, 37), Hizkia (2 Raja-raja 19:14-19), Yabes (1Taw 4:10), Agur (Ams 30:7-9), pemungut cukai (Lukas 18:13), pencuri yang sekarat (Lukas 23:42), Stefanus (Kis 7:60), dan Paulus (untuk Efesus, Ef 3:14-19).

Doa syafaat Kristus juga hampir tidak bisa disebut panjang (Yohanes 17), dan Doa Bapa Kami, yang diajarkannya kepada murid-muridnya untuk didoakan, singkat.

Maka poin utama Yesus adalah kita jangan berdoa seperti orang yang tidak kenal Tuhan. Dimana membuat Tuhan seolah-olah tidak tahu apa yang kita butuhkan.

“Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.” (Ayat 8).

Karena Tuhan sudah tahu apa yang kita perlukan, bahkan sebelum kita memintanya, maka berdoalah untuk membangun relasi dengan Tuhan. Bahwa Dia adalah Bapa kita dan kita anak-anak-Nya.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 pelajaran Alkitab

Iklan