Apakah itu Penghakiman Pra-Advent? Daniel 7:9-27

Pendahuluan

Seseorang pernah mengatakan bahwa dalam baru dunia yang akan datang, akan ada tiga kejutan yang akan dialami oleh orang-orang tebusan.

Pertama, akan ada kejutan Ketika mengetahui bahwa beberapa dari “orang-orang kudus” yang kita harapkan akan selamat masuk sorga, tetapi tidak akan ada di sana.

Bingung, dan bingung, beberapa akan bertanya: Bagaimana mungkin orang yang saleh seperti Tuan Smith hilang?

Kedua, akan ada kejutan bahwa sebagian dari “Orang-orang berdosa” yang kita pikir tidak akan pernah sampai ke Kerajaan Sorga, tetapi dalam kenyataannya akan disana.

“Bagaimana mungkin Mrs. Morris ada di sini, padahal dia telama berhenti menghadiri gereja?”

Ketiga, akan ada kejutan yang paling menyenangkan dari semuanya, yaitu, untuk menemukan diri kita ada di sana.

Tujuan dari Pelajaran Alkitab ini adalah untuk memastikan pemahaman Alkitab tentang proses peradilan yang mendahului dan mengikuti penghakiman Advent.

Bagaimana seseorang dapat masuk sorga, sementara yang lain tidak selamat? Karena itu kita akan pelajari penghakiman sebelum kedatangan Yesus kedua kali dari pemahaman kitab Daniel 7 ayat demi ayat.

Informasi

Yang Lanjut Usia (Dan. 7:9)

Ini adalah satu-satunya ayat dalam Alkitab yang menggambarkan Allah Bapa dalam bentuk manusia.

Itu menggambarkan Dia sebagai lanjut usia dan karena itu hakim manusia yang bijaksana duduk di ruang sidang-Nya.

Pakaian putih, melambangkan kemurnian moral mutlak dari hakim ilahi (Yes. 1:18), mengingatkan kita pada jubah putih yang dikenakan oleh 24 tua-tua di sekeliling takhta Allah (Wahyu 4:4) dan pakaian putih yang akan dikenakan orang-orang kudus suatu hari nanti (Wahyu 3:5).

Rambut putih melambangkan hikmat dan usia tua yang dalam dunia alkitabiah paling memenuhi syarat sebagai hakim (Im. 19:32; Ayub 32:7).

Penggambaran takhta Allah sebagai nyala api dengan roda yang menyala melambangkan penghakiman ilahi (Mazmur 50:3, 4).

Anak Manusia (Dan. 7:13)

Dalam Yehezkiel Tuhan menggunakan frasa “anak manusia” lebih dari 70 kali untuk menyebut nabi (Yeh. 2:1, 3; 3:1, 3, 4, 10, dll.).

Para komentator telah menafsirkan di Daniel “ mengenai Anak Manusia” sebagai malaikat agung Michael,3 personifikasi umat Allah, bangsa Yahudi,4 dan sebagai Mesias.

Pandangan bahwa itu mesias adalah interpretasi tertua dan paling umum di antara orang-orang Yahudi dan Kristen.

Dalam kitab Henokh, yang ditulis selama periode intertestamental, “Anak manusia” adalah sosok mesianis “seseorang yang miliki kebenaran,” yang menggulingkan “raja dan orang-orang perkasa dari kursi mereka yang nyaman,”6 dan yang membawa akhir zaman sekarang ini.

Injil menyajikan “Anak Manusia” sebagai gelar favorit Yesus untuk menyebut diri-Nya sendiri.

Dia menggunakannya lebih dari 80 kali untuk mengidentifikasi diri-Nya

(1) sebagai Anak manusia duniawi yang saat ini bekerja (Markus 2:10, 28),

(2) sebagai Anak manusia yang akan menderita, mati, dan bangkit kembali (Mat. 17:22, 23; 20:18, 19), dan

(3) sebagai Anak manusia yang akan datang kembali dalam kemuliaan eskatologis (Mat. 24:30; 26:64).7

Sebagaimana digunakan oleh Yesus, gelar itu mengingatkan para pendengar-Nya tentang “Anak Manusia” dalam Daniel yang menerima kekuasaan, kemuliaan, dan kerajaan abadi (Dan. 7:14).

Penjelasan

Daniel 7 pada dasarnya terdiri dari sebuah penglihatan, interpretasinya, dan reaksi nabi terhadap penglihatan.

Penglihatan itu di bingkai dalam prolog (ayat 1, 2) dan epilog (ayat 28). Penglihatan (ayat 2-14) menggambarkan empat binatang, dengan fokus pada binatang keempat, yang memiliki 10 tanduk, yang darinya muncul satu tanduk kecil lainnya.

Tanduk kecil menentang “Yang Maha Tinggi” dan orang-orang kudus di pasal selanjutnya.

Sementara kegiatan tanduk kecil berlanjut di bumi, Daniel memusatkan perhatiannya pada pemandangan penghakiman surgawi (ayat 9-14).

Di ayat itu, tanduk kecil dihukum dan membenarkan orang-orang kudus, serta memberikan kekuasaan, kemuliaan, dan kerajaan kepada “seseorang yang serupa dengan anak manusia” (ayat 13).

Bagian penghakiman dalam Daniel 7:9-14 berisi tiga adegan:

(a) penghakiman di surga dalam ayat 9 dan 10;

(b) akhir dari binatang keempat, yaitu, hasil penghakiman dalam ayat 11 dan 12; dan

(c) penerimaan kerajaan oleh Anak Manusia (Kristus) dalam ayat 13 dan 14.

Pengadilan duduk dan dibukalah kitab-kitab (Dan. 7:9, 10)

Alkitab, “melihat penghakiman dari sudut pandang yang tertindas, yang menderita korban, dan dengan demikian penghakiman ditempatkan dalam konteks keselamatan dan kemenangan atas penindas dan kejahatan.”8

Sehingga, Alkitab terkadang menggambarkan hakim sebagai pembebas atau penyelamat (Hakim 3:9, 15; 18:28).

Konsep penghakiman penyelidikan berulang kali di tuliskan di PL maupun PB, kita akan menemukan penghakiman penyelidikan.

Sejak awal Cara Allah berurusan dengan orang-orang berdosa dalam Kejadian 3 menunjukkan sebuah pola yang digunakan dalam peradilan.

Pertama dimulai dengan penyelidikan: “Di mana Anda?” “Siapa yang memberitahumu?” “Apakah kamu sudah makan dari pohon?” (Kej. 3:9-11).

Setelah Allah menyelidiki, Tuhan mengumumkan putusan dalam ayat 14-19. :Pola yang sama kita juga dapat temukan dalam cara Allah berurusan dengan Kain (Kej. 4:9, 10) dan juga cara Allah menangani Sodom dan Gomora.

Banyak di Kejadian 18 dan 19 menggambarkan penyelidikan dan pertimbangan Tuhan sebelum sebelum mendatangkan hukuman.

Penting juga untuk dilihat bahwa PB mengutip kisah penghakiman atas Sodom dan Gomora sebagai “contoh,” atau “tipe,” penghakiman Allah di akhir (2 Petrus 2:6; Yudas 7).

Tulisan para nabi Israel menggambarkan Tuhan menempatkan Israel atau bangsa-bangsa lain di hadapan kursi penghakiman-Nya, penyelidikan-Nya, pernyataan fakta, pemanggilan saksi-saksi, dan akhirnya pernyataan putusan (mis. Yes 5:1-7; 43:8-13, 22-28 ).

Urutannya selalu sama: dosa, penyelidikan, dan penghakiman.9

Konsep penghakiman investigasi pra-Advent muncul juga di Perjanjian baru. Perumpamaan tentang pesta pernikahan dalam Matius 22 adalah contoh utama.

“Ketika raja masuk untuk melihat para tamu, dia melihat seorang pria di sana yang tidak memiliki pakaian pernikahan” (ayat 11).

Pemeriksaan raja terhadap para tamu melambangkan suatu proses penyelidikan. Itu menentukan siapa tamu yang bisa tinggal dan siapa yang tidak.

Dalam pengertian ini, ini adalah gambaran dari penghakiman investigasi pra-Adven di surga terjadi sekarang.

Teks Perjanjian Baru lainnya yang menggambarkan penghakiman pra-Adven adalah Yohanes 5:28, 29, di mana Yohanes menyebutkan kebangkitan untuk hidup dan kebangkitan untuk penghukuman, dan Wahyu 20:4-6.

Banyak eksegetes Alkitab setuju bahwa Wahyu 20 mengajarkan dua kebangkitan literal orang mati yang dipisahkan oleh masa 1.000 tahun.

Kebangkitan yang pertama adalah kebangkitan orang-orang benar. Sebelumnya diadakan penghakiman yang dilakukan untuk menentukan siapa yang akan ambil bagian.

Para teolog lainnya juga telah mengakui hal ini. Lutheran Joseph A. Seiss, misalnya, menulis: “Kebangkitan, dan mengubahkan orang yang masih hidup ‘dalam sekejap mata’ adalah buah dan perwujudan dari penghakiman sebelumnya.

Itu adalah konsekuensi dari keputusan hakim yang sudah dibuat.

Kebangkitan adalah hasil dari penghakiman yang telah dilakukan sebelumnya, atas orang yang mati.

‘Orang-orang mati di dalam Kristus akan dibangkitkan lebih dulu,’ karena mereka sudah diputuskan berada di dalam Kristus, dan orang-orang kudus yang hidup diangkat bersama-sama dengan mereka ke awan, karena mereka sudah diputuskan sebagai orang-orang kudus, dan layak untuk mencapai dunia itu. “10

Dalam Wahyu 14 pesan malaikat pertama, “Takutlah akan Tuhan dan pujilah Dia, karena saat penghakiman-Nya telah tiba” (ayat 7), mendahului panen bumi (ayat 14-20).

Urutan peristiwa dalam pasal ini menunjukkan bahwa penghakiman yang dibicarakan dalam ayat 7 terjadi sebelum pelaksanaan penghakiman pada kedatangan Kristus yang kedua kali dalam ayat 14-20.11

Jadi di seluruh Kitab Suci kita menemukan konsep penghakiman investigasi, seperti yang digambarkan dalam Daniel 7, sebelum Kedatangan Yesus Kedua kali.

Waktu dan Tujuan Penghakiman (Dan. 7:11, 12)

Penting untuk diketahui bahwa penghakiman dalam Daniel 7 terjadi saat tanduk kecil itu aktif di bumi.

Di akhir ayat 8 Daniel mendengar “kata-kata sombong” dari tanduk kecil itu. Kemudian perhatiannya beralih ke pemandangan penghakiman surgawi (ayat 9, 10).

Namun setelah menjelaskan adegan penghakiman, perhatian Daniel kembali tersita oleh apa yang dilakukan tanduk kecil.

Dalam teks itu dikatakan, “pada waktu itu,” yaitu, ketika dia sedang melihat pengadilan surgawi, perkataan tanduk kecil itu terjadi di bumi ini.

Tiga bagian dalam Daniel 7 merujuk secara khusus pada penghakiman (ayat 914; 21, 22; dan 26).

Penghakiman ini tidak dapat menjadi penghakiman terakhir dari Wahyu 20. Sebaliknya, adalah penghakiman awal yang terjadi di surga sebelum kedatangan Kedua kali.

Penulis Katolik Roma F. Düsterwald, misalnya, menulis: “Tanpa pertanyaan, nabi Daniel di sini menggambarkan penghakiman Allah tentang kekuatan musuh.

Penghakiman berakhir dengan penghukuman total kerajaan dunia dan kemenangan jalan Allah.

Namun, apa yang dijelaskan di sini bukanlah, seperti yang diasumsikan oleh banyak penafsir yang lebih tua (Theodoret dan lain-lain), yaitu penghakiman umum dunia, bukan penghakiman Allah di bumi ini, melainkan tempat penghakiman di surga.

Konteksnya menunjukkan bahwa itu adalah penghakiman awal yang kemudian ditegaskan dalam penghakiman umum dunia.”12

Penafsir Protestan T. Robinson melihat penghakiman ini berlangsung selama abad kesembilan belas ketika dia menulis komentarnya tentang Daniel.

“Seperti yang telah diamati, ini bukan penghakiman umum pada akhir pemerintahan Kristus di bumi, atau, atau akhir dunia.

Sebagaimana yang kita lihat, diayat 10 disebutkan, ‘Perkataan sombong yang diucapkan tanduk itu,’ kemudian diikuti dengan keterangan, ‘mencabut kekuasaannya,’ disini kita dapat simpulkan penghakiman telah dilakukan.”13

Apa tujuan dari penghakiman dalam Daniel 7? Kalau kita perhatikan, kitab-kitab yang dibuka dan (ayat 10).

Dalam Perjanjian Lama kita menemukan referensi ke “buku kehidupan” (misalnya, Maz 69:28), “buku peringatan” (misalnya, Mal 3:16), dan “buku” Allah (misalnya, Kel 32:32; Maz 56:8).

Pemikiran yang sama muncul dalam literatur Yudaisme kemudian dan dalam Perjanjian Baru (mis., 1 Henokh 47:3; Filsastra Yudaisme kemudian dan dalam Perjanjian Baru (mis., 1 Henokh 47:3; Flp. 4:3; Wahyu 3:5; 20:12; 21:27).

Pertanyaan pentingnya adalah Siapa yang dihakimi?

Dari konteksnya kita menyimpulkan bahwa penghakiman ini meliputi:

1. Umat Tuhan. Karena “penghakiman telah dibuat untuk kepentingan orang-orang kudus dari Yang Mahatinggi” (Dan. 7:22), mereka pastilah menjadi subjek pemeriksaan.

Penghakiman pra-Advent adalah membuat keputusan akhir apakah seseorang diselamatkan atau tidak.

2. Tanduk kecil. Karena konteks adegan penghakiman berulang kali mengacu pada tanduk kecil (ayat 8 dan 11), karena itu penghakiman ini untuk menghakimi tanduk kecil.

“Bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang percaya dan tanduk kecil sama-sama dihakimi dalam penghakiman pra-Advent.”14

Hasil dari penghakiman, orang-orang percaya akan menerima kerajaan (ayat 27), dan tanduk kecil kekuasaannya dicabut.

Jadi orang percaya akan dibenarkan (ayat 22) menyiratkan penghukuman tanduk kecil itu.

Tujuan utama dari investigasi penghakiman pra-Adven adalah penegasan akhir dari keselamatan dan pembenaran umat Allah (ayat 22).

Tapi di luar pembenaran orang-orang kudus dan penghukuman tanduk kecil, penghakiman pra-Adven juga menguatkan keadilan Allah dalam urusan-Nya dengan umat manusia.

Ketika makhluk-makhluk yang tidak berdosa di alam semesta memeriksa catatan orang-orang kudus selama penghakiman pra-Advent, mereka akan menyimpulkan bahwa Tuhan memang adil dan berbelas kasih dalam setiap kasus.

Dengan cara ini karakter Allah, yang telah menjadi pusat kontroversi besar antara Kristus dan Setan, akan dibebaskan dari tuduhan setan.

Anak Manusia Menerima Kerajaan (Dan. 7:13, 14)

Banyak penafsir Daniel memandang kedatangan Anak Manusia dengan awan di langit sebagai referensi untuk kedatangan Kristus yang kedua kali.15

Adegan ini tidak mengacu pada Kedatangan Kedua, karena Yang Lanjut Usianya tidak ada di bumi tetapi di surga.

“Dia datang ke Yang Lanjut Usianya di surga untuk menerima kekuasaan dan kemuliaan dan kerajaan, yang akan diberikan kepada-Nya di akhir pekerjaan-Nya sebagai perantara. Kedatangan-Nya ini, dan bukan kedatangan-Nya yang kedua ke bumi, yang telah dinubuatkan dalam nubuatan yang akan terjadi pada akhir 2300 hari pada tahun 1844.”16

Aplikasi

“Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, tetapi sesudah itu dihakimi” (Ibr. 9:27). Sama seperti kematian adalah nasib seluruh umat manusia, demikian pula setiap manusia harus menghadapi penghakiman terakhir, “karena kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus” (2 Kor. 5:10).

Meskipun kita diselamatkan oleh iman di dalam Kristus (Ef. 2:8), kita dihakimi oleh perbuatan kita (Pkh. 12:14; Mat. 12:36).

Namun, jika kita telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, kita tidak perlu takut akan penghakiman karena Yesus telah menanggung dosa kita di kayu salib dan mati menggantikan kita.

Paulus mengatakan bahwa Dia dijadikan “dosa bagi kita, supaya kita dibenarkan oleh Allah di dalam Dia” (2 Kor. 5:21), dan bahwa “karena itu sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus” (Rm. 8:1)

Zakharia 3 secara grafis menunjukkan kebenaran yang menakjubkan ini. Ketika Iblis menentang Yosua di hadapan Tuhan, Tuhan berkata kepada para pembantu-Nya, “Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya.”

” Kemudian Yosua menerima pakaian baru dan serban yang bersih (ayat 4, 5). Pakaian kotor, mewakili dosa individu, adalah tidak dibakar atau dikirim ke binatu, tetapi Yesus memakainya dan kemudian pergi ke kayu salib untuk membayar hukuman (Rm. 5:8).

Penghakiman pra-Advent dalam Daniel 7 adalah fase pertama dari penghakiman terakhir.

Itu akan menyelidiki dan memutuskan kasus-kasus “semua orang yang pernah memasuki pelayanan Tuhan.”17

Kemudian pada Kedatangan Kedua Tuhan akan mengungkapkan keputusan yang dicapai dalam penghakiman pra-Advent, dan orang-orang kudus-Nya akan menerima kerajaan (Dan. 7 :27).

Selama milenium orang benar akan menghakimi orang fasik (Wahyu 20:4; 1 Kor. 6:2, 3), dan setelah itu orang jahat dan Setan dengan semua pengikutnya akan menerima hukuman terakhir—kematian kekal (Wahyu 20:11-15).

Ini akan menjadi penghakiman terakhir, yang puncaknya adalah pembenaran kasih dan kebenaran Allah untuk selama-lamanya.

Sumber: Gerhard Pfandl

Refrensi:
1 LeRoy Edwin Froom, Movement of Destiny (Washington, D.C.: Review and Herald Pub. Assn., 1971), p. 541.
2 Walter R. Martin, The Truth About Seventh-day Adventism (Grand Rapids:Zondervan, 1960), p. 182.
3 A. Lacocque, The Book of Daniel, pp. 133, 134. On the various interpretations concerning the identity of the “Son of Man” see Arthur J. Ferch, The Son of Man in Daniel 7, Andrews University Seminary Doctoral Dissertation Series (Berrien Springs, Mich.: Andrews University Press, 1979), p. 95, n. 2. J. Montgomery, The Book of Daniel, p. 323.
5 Ibid., pp. 320, 321.
6 First Enoch 46:3, 5, in J. Charlesworth, Old Testament Pseudepigrapha, p. 34.
7 D. E. Aune, “Son of Man,” International Standard Bible Encyclopedia (Grand Rapids: W. B. Eerdmans, 1988), vol. 4, p. 576.
8 Jacques B. Doukhan, Secrets of Daniel (Hagerstown, Md.: Review and Herald Pub. Assn., 2000), p. 112.
9 For other examples of investigative judgments in the Old Testament, see William H. Shea, Selected Studies on Prophetic Interpretation, vol. 1, pp. 1-29; Eric Livingston, “Investigative Judgment—A Scriptural Concept,” Ministry, April 1992, pp. 12-14.
10 J. A. Seiss, The Apocalypse (Grand Rapids: Zondervan, 1973), p. 181.
11 Samuele Bacchiocchi, “The Pre-Advent Judgement in the New Testament,” Adventists Affirm, Fall 1994, pp. 37-44, contains additional examples.
12 F. Düsterwald, Die Weltreiche und das Gottesreich (Freiburg: Herder’sche Verlagsbushandlung, 1890), p. 177.
13 T. Robinson, Daniel, A Homiletical Commentary (New York: Funk and Wagnalls, 1892), vol. 19, p. 139. Similarly, S. P. Tregelles, Remarks on the Prophetic Visions in the Book of Daniel, 8th ed. (Chelmsford: Sovereign Grace Advent Testimony, n.d.), pp. 36-38. Norman Gulley, Christ Is Coming! (Hagerstown, Md.: Review and Herald Pub. Assn., 1998), p. 413. See also Arthur J. Ferch, “The Pre-Advent Judgment —Is It Scriptural?” Australasian Record, Aug. 28, 1982, pp. 5-7.
15 Bert H. Hall, “Daniel,” The Wesleyan Bible Commentary (Grand Rapids: W. B. Eerdmans, 1968), vol. 3, p. 535 ; D. K. Campbell, Daniel: Decoder of 4 5 1 4Dreams, p. 84; W. G. Heslop, Diamonds From Daniel, p. 104.
16 Ellen G. White, The Great Controversy (Boise, Idaho: Pacific Press Pub. Assn., 1950), p. 480.
17 Ibid.

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *