Apakah Artinya Kasih itu Sabar di 1 Korintus 13:4a
“Kasih itu sabar..” 1 Korintus 13:4a
Paulus menekankan pentingnya kasih dan itu sangat diperlukan. Kasih (agape) lebih penting daripada kefasihan berbicara bahasa-bahasa dunia..
Lebih penting dari karunia rohani, atau pengorbanan pribadi. Kita mungkin memiliki semua atribut agama, tetapi jika kita tidak memiliki kasih, kita tidak memiliki apa pun.
Jemaat Korintus tidak sabar satu sama lain, saling menuntut, menoleransi dosa di gereja, dan membuat masalah karena mereka tidak memiliki kasih.
Paulus menekankan bahwa apa pun yang dimiliki orang percaya, itu tidak ada artinya tanpa kasih. Karena itu dia memulai aspek pertama dari kasih adalah sabar.
Sabar itu bersifat pasif. Tidak membalas.
Sabar dari bahaya Yunani adalah makrothumeo dari kata makros artinya panjang, jauh, jauh sekali, besar dan kata thumos artinya amarah, gairah, emosi..
Secara harafiah menggambarkan pengekangan thumos, emosi, amarah atau pergolakan yang berkepanjangan.
Gambaran kata ini adalah seseorang yang membutuhkan waktu lama sebelum marah dan terbakar!
Kata ini merujuk pada orang yang memiliki kekuatan untuk membalas dendam namun dia menahan diri dari menjalankan kekuatan ini.
Jadi kata Makrothumeo menggambarkan kemampuan mewujudkan situasi yang tenang atau keheningan emosional dalam menghadapi provokasi, kemalangan atau keadaan yang tidak menguntungkan.
Boleh jadi kita orang yang gampang terbakar dengan perlakuan yang kurang baik kepada kita. Tetapi mereka yang memiliki kasih agape tidak demikian.
Kasih agape tidak pernah berkata, “Sudah cukup.” Ia menderita tanpa batas. Ia adalah kesabaran yang panjang dan terus berlanjut meskipun ada perilaku yang mungkin dapat memadamkannya.
Makrothumeo atau kesabaran menggambarkan khususnya kesabaran terhadap orang-orang yang bertindak tidak adil terhadap kita.
Kesabaran adalah standar kebenaran yang diharapkan Allah untuk dipatuhi oleh semua orang percaya..
Kasih itu Sabar menggambarkan orang yang telah dizalimi, yang memiliki kekuatan untuk membalas dendam, tetapi memilih untuk tidak menggunakan kekuatan itu.
Seorang bernama Edwin Stanton, ketika perang saudara terjadi di Amerika, dia adalah pengkritik yang keras terhadap presiden Abraham Lincoln.
Ia sangat menghina Lincoln, memanggilnya gorila dan badut licik. Meskipun Lincoln tahu tentang fitnah tersebut, Lincoln tidak pernah membalas.
Bahkan Lincoln memilih Stanton untuk menjadi pengawas perang.
Orang-orang bertanya kepada Lincoln, mengapa dia memilih pengkritik dirinya? Ia hanya menjawab, “Karena ia adalah orang terbaik untuk pekerjaan itu.”
Setelah presiden Lincoln dibunuh pada bulan April 1865, Stanton berdiri sambil menangis di atas jenazah Lincoln dan menyatakan:
“Di sanalah terbaring penguasa manusia terhebat yang pernah ada di dunia.” Cinta yang sabar menang pada akhirnya dan mengubahkan!
Seorang bapa gereja bernama, Chrysostom , mengatakan bahwa makrothumeo “adalah kata yang digunakan untuk orang yang dizalimi dan yang memiliki kekuatan untuk membalas dendam namun tidak pernah melakukannya.
Orang yang menunjukkan kesabaran adalah orang yang mampu menghadapi gangguan atau ketidaknyamanan tanpa mengeluh dan tidak kehilangan kesabaran saat diprovokasi tetapi sebaliknya terus bertahan.
Kesabaran disebutkan sebagai bagian dari buah Roh dalam Galatia 5:22-23 . Kasih juga disebutkan di sana, yang menunjukkan hubungan erat antara kedua sifat ini.
Baik kasih maupun kesabaran merupakan hasil dari kehadiran Roh dalam kehidupan seseorang.
Kita memerlukan kesabaran untuk bertahan terhadap serangan, provokasi, fitnah, kata-kata yang tidak menyenangkan, amarah, dosa, dll..
Kesabaran adalah alat pertahanan orang percaya terhadap serangan-serangan yang dialamatkan kepada kita.
Intinya, orang Sabar adalah orang yang mampu menghadapi gangguan atau ketidaknyamanan tanpa mengeluh dan tidak kehilangan kesabaran saat diprovokasi tetapi sebaliknya terus bertahan.
Renungan: Apa yang dikatakan ayat ini kepada saya? Mengapa kita perlu kesabaran sebagai alat pertahanan dari hal-hal negative yang datang kepada kita?