Apakah Arti Permintaan Ibu Anak-anak Zebedeus?

Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.

Kata Yesus: “Apa yang kaukehendaki?” Jawabnya: “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.”

Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya: “Kami dapat.” Matius 20:20-28

Dihadapan para murid, Yesus membuat prediksi tentang krisis yang akan terjadi di Yerusalem. Dan itu adalah prediksi terakhir Yesus.

Prediksi itu tentang penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya yang akan datang.

Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus merupakan peristiwa utama alkitabiah baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

Yesus ingin supaya para murid memahami apa yang segera harus Yesus hadapi. Sekaligus untuk mempersiapkan mereka menghadapi masa penderitaan dan bahaya..

Lebih dari itu, Dia ingin mereka memahami bahwa hal-hal ini, meskipun jahat, adalah bagian dari rencana penebusan Allah yang besar dan merupakan alasan utama Dia datang ke bumi.

Yesus tahu betapa sulitnya bagi para murid untuk memahami apa yang Ia telah sampaikan kepada mereka.

Dalam perjalanan mereka ke Yerusalem, rupanya beberapa wanita ikut dalam rombongan..satunya ibu Yohanes kekasih.

Sementara Yesus memberikan ramalan tentang krisis yang akan terjadi di Yerusalem, salah satu dari wanita itu, ibu dari anak-anak Zebedeus datang kepada Yesus..

Mereka mendatangi Yesus bersama putra-putranya dan, “berlutut, meminta bantuan dari-Nya.”

Wanita ini telah menjadi pengikut Yesus yang setia. Kemudian diidentifikasi sebagai Salome, dia adalah salah satu wanita yang menemani Yesus di kayu salib dan menyaksikan kubur yang kosong..

Salome merupakan saudara perempuan Maria, ibu Yesus. (lih. Yoh 19:25). Jadi dia Bibi Yesus, dan anak-anaknya, Yakobus dan Yohanes, adalah sepupu dari pihak ibu Yesus.

Saat dia berlutut di hadapan Yesus, Salome menunjukkan rasa hormatnya kepada Yesus sebagai Guru mesianiknya..

Tetapi dia juga menggunakan keuntungan kekerabatan duniawinya dengan Yesus..

Markus menuliskan kedua murid ini meminta bantuan untuk diri mereka sendiri (Markus 10:35–36), yang menunjukkan bahwa keinginan tersebut datang dari mereka dan juga ibu mereka.

Permintaan itu sangat vulgar dan terus terang..

“Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.”

Sebelah kanan dan dikiri adalah tempat yang penting. Posisi sebelah kanan adalah tempat kehormatan. Posisi sebelah kiri adalah posisi kedua tertinggi..

Tentu permintaan itu tidak berlebihan. Wajar seorang ibu ingin kemajuan anak-anaknya dan dia meminta kepada orang yang tepat. Namun dia tidak paham apa misi Yesus..

Memang sejak awal di Matius 18:1 mereka telah memperdebatkan tentang kebesaran duniawi. Siapa yang terbesar dalam kerajaan Allah. Itu bertentangan dengan pengajaran Yesus..

Mereka tidak tahu dengan lengkap dan jelas apa yang akan diderita Yesus..

Itu sebabnya Yesus menjawab: “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya: “Kami dapat.”

Yesus mengacu pada cawan penderitaan-Nya yang akan datang di kayu salib (Mat. 26:39), yang baru saja Ia berikan nubuatannya yang ketiga (20:17–19).

Jawaban mereka ‘kami bisa,’ menunjukkan mereka salah memahami maksud Yesus. maksud Yesus adalah apakah mereka bersedia menanggung kesulitan yang ada didepan..

Yesus berkata kepada mereka: “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.”

Pernyataan Yesus bahwa Yakobus dan Yohanes akan minum dari cawan penderitaan yang sama dengan yang dialami Yesus tidak menemukan penyelesaian dalam alur cerita Matius.

Namun dalam Kisah Para Rasul, kita membaca tentang kematian Yakobus di tangan Herodes Agripa I (41–44 M). Yakobus menjadi martir pertama gereja..

Yohanes mengalami penganiayaan dan pengasingan (Wahyu 1:9), walaupun dia tidak mati syahid.

Mereka akan ikut serta dalam cawan berkat Yesus, namun mereka harus tunduk pada kehendak Bapa untuk masa depan mereka, sama seperti yang Yesus lakukan.

Yesus datang untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapa, yaitu jalan pengabdian. Para murid akan melihat bahwa syarat kepatuhan kepada Bapa, sama seperti Yesus.

Di dunia ini, yang berlaku adalah memerintah, bukan mengabdi. Itu status terbaik bagi manusia. Tetapi Yesus memberikan hal yang berbeda dari dunia..

“Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya..” Markus 9:35.

Seorang _“pelayan”) (diakonos) disewa untuk bekerja memelihara rumah dan harta benda majikannya, sementara seorang “budak” (doulos) dipaksa bekerja.

Di mata manusia, pelayanan tidak bermartabat. Ini adalah dua posisi terendah dalam skala masyarakat..

Namun Yesus membalikkan status mereka bila ingin terbesar dan pertama harus menjadi pelayan.

“Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu..” Matius 20:26-27.

“..sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (28)

Jadi, jalan menuju kebesaran sejati bukan dengan jalan menanjak, tetapi jalan menurun, yaitu dengan pengabdian, menjadi pelayan.

Boleh jadi kita ingin jabatan atau posisi tinggi dalam sebuah institusi atau Lembaga, keinginan itu tentu tidak salah, tetapi dapatkan kita meminum cawan penderitaannya..

Karena banyak orang ingin posisi, tetapi tidak siap dengan segala resiko dan pengabdian. Mereka hanya ingin kehormatan dan tidak siap menjadi pelayan..

Mereka hanya mau menikmati jabatannya, fasilitas dan gaji yang lebih tinggi, tetapi tidak siap dengan segala tugas dan tanggung jawab jabatan itu..ini sangat ironis..

Inilah yang Yesus ingin cegah dari para murid itu dan kita semua. Posisi tertinggi kita sebagai murid-murid Yesus adalah menjadi pelayan dan memberi diri kita untuk orang lain..

Poinnya, carilah kebesaran sejati yaitu menjadi pelayan. Jangan cari posisi kanan dan kiri. Apa pun posisi kita, kita akan menjadi yang terbesar kalau kita melayani..

Arti melayani juga sangat luas dan dalam, kita bisa bahas dipelajaran berikutnya..

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *