Apa Maksudnya Jangan Menjadi Hamba Uang di Ibrani 13:5?
“Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Ibrani 15:5
Seorang pria mendatangi Jean Agassiz, seorang ilmuwan asal Swiss. Pria itu memintanya untuk menyampaikan ceramah di organisasi yang dipimpinnya.
Agassiz menolak mentah-mentah karena ia merasa waktunya akan lebih baik dihabiskan untuk melakukan penelitian dan menulis.
Namun, pria tersebut menolak untuk pergi dan terus mengganggu Agassiz, dengan mengatakan bahwa organisasinya bersedia membayar sejumlah besar uang.
Tawaran tersebut tidak membuat dia tergoda. “Itu bukan bujukan bagi saya,” kata Agassiz kepadanya, “Saya tidak mampu membuang-buang waktu untuk menghasilkan uang.”
Agassiz memahami bahwa uang dapat membuat seorang guru miskin.
Ayat hari ini memperingatkan tentang bahaya keserakahan dan ketidakmungkinan melayani Tuhan dan uang pada saat yang sama.
Yesus membandingkan mata dengan lampu untuk menggambarkan bahaya keserakahan dan pentingnya kemurahan hati, ” jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu..” (Mat 6:23).
Dalam budaya Yahudi, kata “mata jahat” menggambarkan orang yang kikir. Pemberian dari orang seperti itu selalu disertai dengan syarat.
Itulah sebabnya Amsal 23:6 memperingatkan, “Jangan makan roti orang yang kikir, jangan ingin akan makanannya yang lezat..”
Ia adalah tipe orang yang selalu memikirkan harga. “Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan..” Amsal 28:22
Ironisnya, orang yang tamak dan kikir tidak menyadari bahwa kemiskinan sejati adalah kekikiran mereka.
Peringatan Yesus adalah yang paling serius. Ia memperingatkan bahwa orang yang mencintai uang tidak dapat mencintai Tuhan pada saat yang sama.
Pada dasarnya, masalah yang dijelaskan dalam ayat-ayat ini adalah masalah pengabdian. Pilihan tersebut melibatkan keputusan untuk melayani Tuhan atau uang ( Matius 6:24 ).
Dalam teks aslinya, istilah yang kita terjemahkan sebagai uang dalam bahasa Inggris adalah mammon, kata dalam bahasa Aram yang berarti kekayaan atau harta benda.
Mungkin uang atau hal-hal yang dapat kita peroleh dengan uang yang menarik perhatian kita. Namun, apa pun pilihannya, hal itu akan menjauhkan kita dari pelayanan kepada Tuhan.
Setiap kali kita memilih untuk menginvestasikan diri kita sendiri–entah itu waktu, tenaga, atau uang kita–kita sedang memilih seorang “tuan.”
Yesus menasihati kita untuk memilih dengan hati-hati, karena seperti yang kita lihat, kita tidak dapat melayani lebih dari satu tuan.
Karena itu, jangan mencintai uang. Cintailah Tuhan, maka kita akan menjadi tuan atas uang, bukan sebaliknya.
Renungan: Apa yang dikatakan ayat ini kepada saya? Mengapa saya dilarang menjadi hamba uang? Bagaimana cara saya agar tidak menjadi hamba uang?