Pastordepan Media Ministry
Beranda Studi Alkitab Apa Arti Berdamai dengan Lawan di Matius 5:25-26?

Apa Arti Berdamai dengan Lawan di Matius 5:25-26?

“Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.” Matius 5:25-26

Prinsip ayat ini sama dengan ayat sebelumnya yaitu rekonsiliasi. Bedanya, diayat ini penekanannya adalah mengusahakan rekonsiliasi diluar komunitas mereka.

Yesus membagikan contoh kedua tentang hubungan dan rekonsiliasi. Dari persembahan korban mezbah di bait suci, Yesus memindahkan latarnya ke ruang sidang resmi.

Dan dalam hal ini, bukan saudara, melainkan lawan hukum dalam perselisihan sebuah perselisihan.

Yesus memberikan perintah yang jelas. “Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan..”

Dia memberi tahu murid-murid-Nya untuk melakukan ini saat mereka bersamanya dan dalam perjalanan.

Ungkapan “selama engkau bersama-sama dengan dia” berarti dalam perjalanan ke pengadilan. Jangan tunggu nanti, dan jangan tunggu sampai sidang. Lakukan ganti rugi dengan segera.

Ini berlaku untuk kehidupan kita saat ini. Adalah lebih baik mencari keharmonisan dan penyelesaian bila memungkinkan, daripada “pergi ke pengadilan”.

Dalam cerita ini, jelas kita bersalah; Yesus memberi tahu kita bahwa kita akan dijebloskan ke dalam penjara jika kita diadili di hadapan hakim.

Karena, alasan kita untuk pergi ke pengadilan adalah untuk menghindari pembayaran hutang kita, atau mencoba melalaikan tanggung jawab kita.

Yesus menasihati untuk mengambil tanggung jawab dan segera memperbaikinya.

Yesus menyajikan dua pilihan. Kita bisa berteman dengan lawan kita dan berdamai dengannya dengan memperbaiki kesalahan yang telah kita lakukan terhadapnya.

Jika kita memilih opsi ini, kita menghindari hasil negatif dari pengadilan.

Jika kita memilih untuk tidak berdamai dengan lawan kita sekarang dan mengabaikan kesalahan yang telah kita lakukan padanya, keadilan akan ditegakkan dipengadilan.

Saat kita diadili, dan hakim memutuskan kita bersalah, dia akan menyerahkan kita kepada petugas, dan kita akan dijebloskan ke dalam penjara.

Jika kita dijebloskan ke dalam apa yang tampaknya penjara dosa, Yesus memperingatkan dengan otoritas ilahi-Nya, “Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.”

Jauh lebih baik memilih opsi pertama dan membayar hutang kita daripada mencoba menghindari pembayaran dan mencari tahu keputusan hakim.

Kunci untuk mengikuti nasihat ini adalah kita harus melihat tindakan kita secara objektif bahwa kita salah.

Kunci lainnya adalah memikul tanggung jawab atas tindakan kita. Kita tidak bisa mengikuti instruksi ini sambil menyalahkan orang lain.

Ketika kita mempertimbangkan perikop ini dengan ayat-ayat sebelumnya yaitu Matius 5:21-24, kita melihat bahwa kebenaran (keselarasan) berlaku untuk kepatuhan eksternal kita terhadap perintah (Jangan membunuh) dan kepatuhan internal kita (jangan marah. )

Kita juga melihat bahwa cara kita memperlakukan orang lain memengaruhi persekutuan kita saat ini dengan orang lain, juga dengan Allah.

Rekonsiliasi penting tidak hanya untuk sesama saudara kita, tetapi juga untuk seseorang yang berselisih dengan kita.

Menyelesaikan kesalahan dengan cepat menghindari konsekuensi yang lebih parah. Sebisa mungkin semua perselisihan diselesaikan secara rohani dan persaudaraan. Hindari pergi ke pengadilan.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 pelajaran Alkitab

Iklan