Aliansi Abram

KITA tidak tahu berapa banyak harta Lot yang dirampas. Boleh jadi sebagian atau semua. Yang pasti dia mengalami kerugian besar dalam bisnisnya.

Didepan matanya sendiri, harta Lot diangkut oleh pasukan Kedarleomer. Dia berusaha melawan. Mencegah pasukan itu merampasi hartanya.

Pasukan yang sedang merayakan pesta kemenangan perang itu, menendang Lot. Terhempas ketanah. Seorang dari mereka menarik Lot. Mengikat tangannya dan mendorongnya untuk jalan.

Pasukan itu membawa Lot menjadi tawanan perang. Sudah menjadi kebiasaan. Pemenang perang akan merampasi pihak yang kalah dan membawa orang-orang sebagai tawanan.

Kemungkinan Lot dianggap orang penting, sehingga dia dibawa sebagai tawanan. Boleh jadi Lot ini seorang pejabat atau orang terpandang karena kekayaannya.

Sekarang dia ada ditangan musuh. Hidup matinya ada ditangan Kedarleomer. Terbayang hari-hari Lot berada dalam bayang-bayang maut.

Seorang tawanan bisa menjadi budak dan diperjualbelikan atau dibunuh. Pilihannya hanya itu. kalau beruntung dipulangkan. Tetapi peluang itu kecil.

Narasi selanjutnya mengatakan,

“Kemudian datanglah seorang pelarian dan menceritakan hal ini kepada Abram, orang Ibrani itu, yang tinggal dekat pohon-pohon tarbantin kepunyaan Mamre, orang Amori itu, saudara Eskol dan Aner, yakni teman-teman sekutu Abram.”

Berita perang yang terjadi di Sodom sampai ketelinga Abram. Ada seorang yang berhasil melarikan diri dari perang itu memberi informasi kepada Abram.

Kita tidak tahu siapa pemberi berita itu, yang pasti dia mengatahui hubungan antara Abram dan Lot. Dia mengetahui dimana Abram tinggal. Ada kemungkinan orang itu adalah anak buah Lot.

Informasi diayat diatas menyebut, Abram bertetangga dengan orang Amori, Eskol dan Aner. Mereka teman-temann sekutu Abram.

Mungkin ada yang mempertanyakan, mengapa Abram bersekutu atau membangun aliansi dengan orang kafir?

Orang percaya tidak boleh berkompromi dengan orang yang belum diselamatkan dalam hal perjalanan rohani dan pelayanan ( 2 Kor. 6:14—7:1 ).

Mereka dapat bekerja sama dalam hal merawat kemanusiaan dan “mempromosikan kesejahteraan umum.”

Baca Juga:

Persepuluhan Rampasan

Jika orang Kristen tidak memikul bagian mereka dari beban hidup bersama, bagaimana mereka bisa menjadi garam dunia dan terang dunia?

Misalnya, Yusuf melayani di Mesir, dan Tuhan menggunakan dia untuk memelihara keluarganya dan bangsa Yahudi.

Nehemia melayani raja kafir, tetapi Tuhan menggunakan otoritas dan sumber daya raja itu untuk memampukan Nehemia membangun kembali Yerusalem.

Ester adalah seorang wanita Yahudi yang menikah dengan seorang penguasa non-Yahudi, dan Tuhan menggunakan dia untuk melindungi orang-orang Yahudi dari kehancuran yang hampir pasti terjadi.

Daniel di Babel tidak pernah mengkompromikan keyakinannya, tetapi dia membantu beberapa penguasa dan sangat digunakan oleh Tuhan.

Kita oleh bekerja sama dengan orang yang berbeda pada waktu yang berbeda untuk mencapai tujuan yang berbeda, tetapi kita harus selalu sadar akan kewajiban kita untuk memuliakan Tuhan.

Abram membangun Aliansi dengan orang kafir, budak dalam prinsip kebenaran. Namun Kerjasama dalam dagang, kepentingan umum dan bidang keamanan dan pertahanan.

Dengan jalan itu dia dapat menjadi garam dan terang dunia. Dia dapat memperkenalkan Tuhan yang benar kepada orang-orang Kafir. Dan dia dapat menjadi berkat.

Hal yang sama juga dapat kita lakukan. Kita harus bergaul dengan orang-orang bukan Kristen dalam banyak hal. Untuk kesejahteraan umum, sosial dll.

Namun, disana kita harus menjadi terang dan berkat bagi mereka. Bukan sebaliknya. Mengkompromikan prinsip iman agar dapat diterima dunia. Itu tidak tepat.

Sebagai orang beriman, Abram dikenal sangat luas di Kanaan. Dia orang yang berpengaruh. Bukan saja karena dia kaya dan punya kekuatan. Namun karena iman dan kebaikannya.

“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.” Matius 5:13-14