Pastordepan Media Ministry
Beranda Artikel Arti dan makna taman Eden di Kejadian 2:15; 3:17-24

Arti dan makna taman Eden di Kejadian 2:15; 3:17-24

Teks: Kejadian 2:15 dan Kejadian 3:17-24

Pada pelajaran hari ini, kita akan melihat Tuhan memberikan taman Eden untuk tempat tinggal orang tua pertama kita, saat penciptaan dan tanah Kanaan untuk umat pilihan Tuhan.

Apakah nama tempat yang diberikan kepada Adam dan Hawa?

Jawabanya: Taman Eden. Dicatat di Kejadian 2:15 ,” TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.”

Apa arti nama Eden?

Kata Ibrani yang diterjemahkan “Eden” dipahami berarti “Kenikmatan, kesenangan” atau “kegembiraan.”

Kata Ibrani yang serumpun dengan kata Sumeria EDIN, dan kata ini juga ada hubungan dengan kata serumpun Aram yang berarti “memperkaya, membuat berlimpah.”

Jadi taman Eden menghasilkan gagasan “taman kelimpahan.”

Bunyi kata “Eden” sendiri menyiratkan bahwa taman itu subur dan indah. Pohon-pohon yang hijau dan subur menjadi ciri khas taman itu.

“Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya..: Kej 2:9a.

Apa arti manusia ditempatkan di taman Eden?

“TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden..” (9b dan 15a).

Ditempatkan artinya “beristirahat”. Artinya, taman itu bagi Adam adalah tempat peristirahatan, sebagaimana dalam Mazmur 95:11, Tanah Perjanjian bagi Israel adalah tanah peristirahatan.

Jadi, bagi Adam, Taman Eden adalah tanah peristirahatan. Itu adalah di lingkungan yang sempurna yang mewujudkan kelimpahan dan keindahan.

Apakah pekerjaan mereka ditaman Eden?

Pekerjaan mereka adalah mengusahakan dan memelihara taman itu. kata lainnya mengolah.

Kata Ibrani ini berarti “bekerja” atau “melayani”, menekankan aktivitas fisik. Kata ini juga digunakan untuk bekerja dalam pelayanan kepada Allah.

Aktivitas fisik ini merupakan pelayanan rohani kepada Allah; manusia ada di sana bukan untuk dilayani, melainkan untuk menjadi hamba Allah.

Kata memeliharanya berarti “menjaga”. Kata itu juga digunakan dalam Kejadian 3:24, di mana Kerubim ditugaskan untuk menjaga pintu masuk ke taman.

Kata ini juga berarti “menjaga” dalam arti “kepatuhan”. Menjaga taman dalam arti menjaga akan menjadi tindakan ketaatan.

Penekanannya bahwa ia harus menjaga Taman Eden, bukan dalam arti musuh eksternal, melainkan menjaganya dalam arti menaati perintah Allah.

Menjaga taman akan menjadi tindakan ketaatan kepada Allah.

Ketika mereka bekerja mengusahakan dan memelihara taman, mereka dalam keadaan yang sempurna.

Jadi mereka bekerja terasa mudah karena tanah mudah menghasilkan. Itu bukanlah pekerjaan yang melelahkan dan menguras keringat.

Apakah fungsi taman Eden bagi mereka?

Sebagai pusat pembelajaran di mana Adam dan Hawa memperoleh pemahaman yang mendalam tentang karakter Allah dan kehidupan yang Ia rencanakan bagi mereka.

Setelah berdosa, bagaimana rumah tinggal Adam dan Hawa?

Setelah berdosa, hubungan mereka dengan Taman Eden pun berubah, dan sebagai tanda putusnya hubungan tersebut, mereka harus meninggalkan taman itu.

Mereka kehilangan wilayah yang telah Allah berikan kepada mereka. Mereka terusir dari taman itu (Kej 3:23).

Kemana mereka pergi setelah berdosa?

“Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil..”

“Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.” Kej 3:23-24.

Mereka diusir keluar taman Eden. Adam, penjaga taman, diusir seperti pencuri, tidak akan pernah masuk lagi ke sana. Pengusiran itu mengerikan, tetapi juga merupakan anugerah.

Taman itu adalah tempat kudus Allah, ruang ilahi yang asli. Adam dan Hawa hidup dengan memandang wajah Allah saat Ia berjalan di taman.

Mereka menghirup udara kehadiran Allah. Kini hal itu tidak mungkin lagi.

Untuk mencegah mereka masuk, para kerubim ditempatkan di sebelah timur taman dengan pedang berapi, yang mewakili keadilan dan kekudusan Allah dalam penghakiman-Nya, berkilauan ke sana-kemari.

Bagaimana kondisi mereka diluar taman Eden?

Hidup mereka berudah, dari kenikmatan menjadi kesengsaraan. Kejadian 3:16-19 mencatat keadaan mereka diluar taman Eden:

Susah mengandung, sakit melahirkan. Perempuan dikuasai laki-laki. Tanah terkutuk. Susah payah mencari rejeki. Tanah menghasilkan semak duri dan rumput duri. Makan dari tumbuh-tumbuhan. Kematian.

Jadi kehilangan taman Eden sama dengan penderitaan.

Namun Allah berjanji akan mengmbalikan Eden yang telah hilang kepada umat-Nya. Dan kita akan menemukan kembali motif-motifnya dalam tema Tanah Perjanjian.

Apakah tanah yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham?

Tanah Kanaan. Tanah itu digambarkan berlimpah susu dan madu (Keluaran 33:3; Bilangan 12:23-26).

Bagaimana Tuhan menjanjikan tanah itu ?

Kepada Abraham Tuhan berjanji akan memberikan tanah kepadanya dan keturunannya (Kej 13:14-15; Kej. 26:3 , 24 ; Kej. 28:13)

Ketika dia tiba disana, dengan iman tanah itu menjadi Tanah Perjanjian baginya dan keturunannya. Tanah itu tetap menjadi Tanah Perjanjian selama 400 tahun.

Siapa sebenarnya yang punya tanah itu?

Tanah itu milik Allah, seperti Taman Eden adalah milik-Nya. Alasannya, karena Adam dan Hawa tidak melakukan apa pun yang membuat mereka berhak atas Taman Eden..

Seperti Israel, mereka juga tidak berkontribusi apa pun untuk mendapatkan tanah itu. Tanah Perjanjian adalah pemberian Allah berdasarkan inisiatif-Nya.

Israel tidak memiliki hak atau klaim yang melekat untuk memiliki tanah itu ( Ulangan 9:4-6 ); hanya oleh kasih karunia Allah mereka dapat memilikinya.

Bagaimana janji Tuhan kepada kita tentang tanah perjanjian surgawi?

Menurut Ibrani 8:6, kepada kita janjinya akan lebih mulia, janji yang lebih tinggi. Dan janji itu akan digenapi jika kita mengikuti teladan iman mereka yang mewarisi janji-janji itu dengan iman dan kesabaran ( Ibr. 6:12 ).

Apakah taman Eden itu?

  1. Taman Eden adalah tempat manusia dapat bertemu Tuhan.

Sang Pencipta “berjalan-jalan di taman itu pada waktu hari sejuk” dalam Kejadian 3:8 , dan Adam serta Hawa dapat bersama-Nya dan bercakap-cakap dengan-Nya.

  1. Taman Eden adalah tempat yang penuh persediaan.

Adam dan Hawa tidak kekurangan apa pun dan “bebas memakan buah dari pohon apa pun di taman itu” ( Kejadian 2:16 ), kecuali satu.

  1. Taman Eden adalah tempat persatuan dan persekutuan.

Hawa diciptakan di taman itu dan dibawa kepada Adam ( Kejadian 2:21-22 ). Persatuan dan persekutuan yang dinikmati oleh pasangan manusia tersebut merupakan cerminan dari persatuan dan persekutuan yang mereka nikmati bersama Allah.

  1. Taman Eden adalah tempat kerja dan kepuasan.

Ketika Allah menempatkan Adam di taman itu, Dia memberi manusia sebuah tugas: Adam harus “mengusahakan [taman itu] dan memeliharanya” ( Kejadian 2:15 ).

Umat manusia diberkati oleh Allah, diberi tanggung jawab, dan disediakan pekerjaan yang bermakna, kreatif, dan bermanfaat.

  1. Taman Eden adalah tempat pernikahan pertama .

Di Taman Eden inilah pernikahan didefinisikan sebagai persatuan antara seorang pria dan seorang wanita yang telah meninggalkan orang tua mereka untuk membentuk sebuah keluarga baru ( Kejadian 2:24 ).

  1. Taman Eden adalah tempat yang penuh ketulusan.

Awalnya, tidak ada dosa di taman itu dan tidak ada yang akan menyebabkan kecemasan atau keresahan.

Ketelanjangan Adam dan Hawa ( Kejadian 2:25 ) menunjukkan bahwa mereka merasa nyaman satu sama lain tanpa rasa takut akan eksploitasi atau potensi kejahatan.

  1. Taman Eden adalah tempat kehidupan.

“Di tengah-tengah taman itu ada pohon kehidupan ” ( Kejadian 2:9 ), dan Adam dan Hawa memiliki akses bebas dan tanpa hambatan ke sana.

  1. Taman Eden adalah tempat ujian.

Di tengah-tengah taman itu juga terdapat “pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat” ( Kejadian 2:9 ), buah yang menurut Allah tidak boleh dimakan Adam.

Itulah satu-satunya larangan di Taman Eden. Allah telah menciptakan Adam dan Hawa untuk bebas, dengan rasa moral dan kemampuan untuk membuat keputusan dan memilih bagi diri mereka sendiri.

Kehadiran pohon terlarang memberikan kesempatan bagi Adam dan Hawa untuk membuat pilihan yang nyata dan penting, yaitu taat atau tidak taat. Sayangnya, Adam gagal dalam ujian tersebut.

  1. Taman Eden menjadi tempat penebusan dosa dan harapan .

Dosa Adam dan Hawa menghadapi penghakiman Allah, tetapi di tengah-tengah penghakiman itu ada belas kasihan. Allah menutupi ketelanjangan mereka—yang sekarang membuat mereka malu—dengan kulit binatang ( Kejadian 3:21 ).

  1. Taman Eden adalah tempat yang kita rindukan untuk kembali.

Tuhan harus memaksa Adam dan Hawa untuk meninggalkan taman itu, dan Dia menempatkan kerubim yang tangguh untuk menjaga agar tidak masuk kembali tanpa izin.

Taman itu dirindukan kembali, Tuhan berjanji akan menciptakan Eden yang baru.

  1. Taman Eden akan dipulihkan.

Akses kita ke taman kekal Allah didasarkan pada hubungan kita yang dipulihkan dengan Allah melalui Yesus Kristus (lihat Lukas 23:40-43 ).

Kepada dia yang menang, Aku akan memberikan hak untuk makan dari pohon kehidupan, yang ada di Taman Firdaus Allah” ( Wahyu 2:7 ).

Taman Eden, tempat kenikmatan dan kesenangan itu, telah hilang karena dosa kita—dan Allah, dalam belas kasihan dan kasih karunia-Nya, akan memulihkannya bagi kita atas nama Kristus.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan