Pastordepan Media Ministry
Beranda Seri Berkat Abraham Rumahnya Dikepung, Lot Tawarkan Anak Gadisnya

Rumahnya Dikepung, Lot Tawarkan Anak Gadisnya

“Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom itu, dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali, datang mengepung rumah itu.” Kejadian 19:4

PINTU rumah Lot digedor-gedor. Menjelang waktu tidur. Keras. Terjadi kegaduhan. Mereka teriak-teriak. Siapa mereka yang menyerbu rumah Lot?

Mereka adalah orang-orang Sodom. Mungkin kelompok gerombolan yang orientasi seksnya menyimpang atau homoseks.

Mereka datang dari segala usia. Pra Muda dan tua. Bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali, datang mengepung rumah itu.

Apa motivasi mereka mengepung rumah Lot? Apa yang mereka inginkan? Oh ternyata mereka menginginkan dua orang yang menginap dirumah Lot..

Kehadiran dua orang dirumah Lot ternyata diketahui orang dan segera viral diseluruh kota.

Mereka berterik agar Lot menyerahkan kedua orang tersebut kepada mereka,

“Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka.” (19:5)

Uraian ini sama saja dengan keinginan orang Sodom untuk memperkosa beramai-ramai ! Orang Sodom memerintahkan Lot untuk membawa mereka keluar .

Meskipun uraian tentang hubungan mereka agak eufemistik, namun tidak meninggalkan keraguan dalam benak pembaca yang cerdas tentang hakikat hubungan mereka!

Orang-orang ini tidak hanya ingin berjabat tangan dan mengobrol dengan ramah!

Kesediaan mereka untuk melakukan sodomi di depan umum menunjukkan bahwa mereka tidak lagi malu akan dosa mereka..

Hati nurani mereka telah terbakar oleh sifat keji dari praktik mereka yang keji.

Kata “supaya kami pakai mereka’ dari kara Ibrani Yada. Kata ini digunakan dalam Kej 4:1 di mana “laki-laki itu (Adam) berhubungan ( yada ) dengan istrinya Hawa dan ia mengandung.”

Septuaginta menerjemahkan berhubungan ( yada ) dengan menggunakan kata kerja suggignomai yang berarti berkumpul, melakukan hubungan seksual.

Jadi kita melihat ini bukan hanya satu atau dua orang homoseksual, tetapi pada dasarnya gerombolan dari segala usia yang merupakan gambaran tentang sifat penyimpangan moral Sodom yang tersebar luas.

Tingkah laku orang Sodom sudah meneguhkan kepada para malaikat bahwa mereka pantas untuk membinasakan semua orang di kota itu.

Kalimat, “bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali..” menunjukkan betapa luasnya penyimpangan seks yang terjadi di kota itu.

Lalu dengan hati yang getir, Lot keluar rumah dan menutup pintu. Dia berdiri dihadapan gerombolan pria itu dan berbicaa kepada mereka..

“Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat..” Lot mencoba mengubah pikiran orang-orang tersebut..

Dan perkataan Lot membuktikan bahwa orang-orang Sodom datang untuk melakukan tindakan kejahatan kepada dua tamunya..

Lot menuduh orang-orang itu mempunyai niat yang tidak bermoral. Ia bertindak sebagai cermin etika terhadap kekerasan seksual yang dimaksudkan yang mencakup dua kejahatan yaitu pelanggaran keramahtamahan dan penyimpangan seks.

Maka demi melindungi tamunya, Lot mencoba menawarkan dua anak gadisnya yang masih perawan kepada mereka.

“..Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu; perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik; hanya jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam rumahku.”(19:8)

Dengan kata lain, dia menawarkan tubuh anak-anak perempuannya untuk pemerkosaan beramai-ramai.

Dari sudut pandang Lot, homoseksualitas adalah dosa yang lebih besar daripada pemerkosaan. Dia berani korbankan dua anak gadisnya demi melindungi tamu-tamunya.

Bagi Lot, menyerah pada tuntutan mereka akan melanggar hukum kuno tentang keramahan. Sekarang mari kita menggambar situasi Lot sebagai berikut:

Sekarang Lot dihadapkan pada situasi tragis karena memilih untuk pergi dan tinggal di Sodom daripada dengan pamannya yang diberkati Tuhan (lihat pasal 13).

Dia menghadapi pilihan yang tidak bermoral dan apa pun yang dia lakukan akan salah.

Di sisi lain, ia memiliki kewajiban untuk melindungi rumahnya, termasuk kesucian anak-anak perempuannya yang mungkin telah dijanjikan untuk dinikahi (19:14).

Dalam hukum Musa, pelanggar kesucian seorang perempuan yang telah bertunangan harus dihukum mati dengan cara dirajam (Ul. 22:23-27).

Namun Lot terpaksa harus membiarkan anak gadisnya diperkosa. Mungkin saran Lot dimaksudkan untuk menekankan kepada orang-orang itu tentang keseriusan dan konsekuensi fatal dari rencana jahat mereka.

Namun demikian, dengan menyerahkan putri-putrinya untuk dilecehkan, Lot akan melibatkan dirinya sendiri dalam kejahatan tersebut.

Di sisi lain, Lot memiliki kewajiban untuk melindungi para tamunya, yang telah berada di bawah perlindungan rumahnya.

Jika dia menyerahkan dirinya, keluarga dan tamu-tamunya akan ditinggalkan tanpa pelindung.

Itulah situasi Lot. Dari kompromi menuju kebingungan!

Dia mencoba menyelesaikan kejahatan dengan kejahatan. Mencoba mengatasi kejahatan moral dengan kejahatan moral yang sama.

Situasi itu terjadi karena Lot tidak tahu lagi mau buat apa.

Tanggapan Lot menunjukkan ketegangan dalam etikanya; tawarannya untuk memuaskan nafsu seksual mereka bertentangan dengan permohonannya untuk tidak bertindak “jahat.”

Pertentangan seperti itu juga memperjelas kekesalan jiwa yang dialaminya di Sodom yang jahat (lih. 2Pet 2:6 , 7 )

Jika Lot menyerahkan dirinya kepada gerombolan itu, tidak akan ada seorang pun yang melindungi tamu-tamunya atau keluarganya. Oleh karena itu, Lot terjebak..

Respons Lot merupakan gambaran umum dari kondisi spiritualnya; merupakan perpaduan aneh antara keberanian dan kompromi, antara kekuatan karakter dan situasionalisme.

Sungguh tidak terbayangkan! Kebajikan telah berubah menjadi keburukan.

Barangkali kita pernah berada pada situasi pelik seperti Lot. Mau melakukan kebajikan tetapi dengan mengorbankan nilai moral dan prinsip kebenaran.

Maka kita perlu menyelidiki kembali, boleh jadi karena kita memilih pergi ke “Sodom” dari pada tinggal ditempat dimana Tuhan ingin kita tinggal.

Seringkali, situasi rumit yang kita hadapi sering karena pilihan kita yang salah dimasa lalu. Sehingga dimasa depan kita terjebak dalam situasi Lot.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 pelajaran Alkitab

Iklan