Pastordepan Media Ministry
Beranda Artikel 10 Tema Alkitab dari Kejadian Sampai Wahyu

10 Tema Alkitab dari Kejadian Sampai Wahyu

Tentang Apa Alkitab?

Setiap orang memiliki kisah hidup. Bagi orang Kristen, dua pertanyaan muncul terkait kisah ini: “Kisah manakah yang menceritakan kisah nyata tentang Tuhan, dunia kita, dan kehidupan?” dan “Apakah kisah saya sejalan dengan kisah nyata?”

Alur cerita dasar hampir sama dalam novel, acara TV, film, dan drama. Biasanya, cerita dibuka dengan cerita yang berjalan lancar.

Tokoh-tokoh diperkenalkan, dan kita diberikan informasi latar belakang yang penting. Semuanya baik (atau setidaknya stabil) di awal, tetapi kemudian masalah atau krisis mengancam para tokoh dan masa depan mereka.

Sebagian besar cerita berfokus pada penyelesaian masalah ini (resolusi konflik). Biasanya, selama periode resolusi ini, ketegangan memuncak hingga mencapai titik kritis (klimaks), dan inti permasalahan terpecahkan.

Akhirnya (meskipun ini mungkin membutuhkan waktu), resolusi tersebut dirumuskan agar semuanya tidak hanya baik tetapi juga luar biasa.

Ketika tidak ada akhir yang bahagia, cerita tersebut disebut tragedi. Fase-fase sebuah cerita agung dirangkum sebagai berikut:

Pembukaan—latar disediakan dan karakter diperkenalkan

Masalah—konflik mengancam kesejahteraan karakter

Resolusi—menyelesaikan masalah

Klimaks dalam fase resolusi—konflik paling intens diikuti dengan solusi untuk inti masalah

Penutup—resolusi disusun untuk para karakter

Alkitab mengklaim sebagai kisah Allah bagi seluruh dunia. Di dalam Alkitab, kita menemukan satu kisah agung yang paling tepat menjelaskan realitas:

Pembukaan—Kejadian 1–2

• Masalah—Kejadian 3–11

• Resolusi—Kejadian 12–Wahyu 18

• Klimaks dalam fase resolusi—kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus

• Penutup—Wahyu 19–22

Untuk menyajikan kisah agung Alkitab dalam format yang mudah diingat, perhatikan kerangka di bawah ini, yang menggunakan dari Abjad huruf P:

Penciptaan—Kisah ini dimulai dengan penciptaan dunia dan manusia (Kej. 1–2).

Pemberontakan—Ketika dicobai oleh Setan, manusia memilih untuk memuaskan diri sendiri dan memberontak (atau berdosa) terhadap Allah. Dosa mendatangkan konsekuensi yang menghancurkan dan mematikan: rasa sakit, penderitaan, kematian, dan keterpisahan dari Allah (Kej. 3–11).

Perjanjian—Allah mulai menyelesaikan masalah dosa dengan memilih Abraham dan menetapkan perjanjian dengannya agar ia dapat menjadi bapa bagi suatu umat yang akan menyembah Allah. Allah ingin menjadikan Abraham suatu bangsa yang besar dan menggunakan bangsa ini untuk membawa seluruh dunia ke dalam hubungan dengan diri-Nya (Kej. 12, 15, 17).

Pemanggilan—Kitab Kejadian menceritakan kisah para leluhur: Abraham, Ishak, Yakub (Israel), dan Yusuf. Melalui serangkaian peristiwa, para leluhur pindah ke Mesir, dan kelompok kecil mereka berkembang menjadi sebuah bangsa, tetapi mereka diperbudak.

Allah menggunakan Musa untuk membebaskan umat-Nya dari perbudakan melalui peristiwa eksodus. Pembebasan ajaib Allah atas umat-Nya dari perbudakan di Mesir menjadi pola yang menggambarkan pembebasan akhir Allah atas umat-Nya dari perbudakan rohani.

Perintah—Setelah Allah menyelamatkan umat-Nya, Allah mengadakan perjanjian dengan mereka (perjanjian Musa). Ia memberi mereka hukum Taurat (diringkas dalam Sepuluh Perintah Allah) dan memanggil umat-Nya kepada kekudusan. Harapan Allah bagi umat perjanjian-Nya dijabarkan dalam kitab Ulangan.

Penaklukan—Allah menggunakan Yosua untuk membantu umat-Nya merebut tanah perjanjian (Kanaan). Kerajaan—Umat Allah memperoleh seorang raja. Samuel menjadi penghubung antara para hakim dan raja-raja Israel.

Raja pertama adalah Saul, diikuti oleh Daud dan Salomo. Kerajaan terbagi—Setelah Salomo, perang saudara menyebabkan perpecahan kerajaan: Israel = kerajaan utara, Yehuda = kerajaan selatan.

Ada banyak raja; beberapa baik tetapi kebanyakan jahat.

Penawanan—Karena umat Allah gagal menyembah-Nya saja, mereka menghadapi penghakiman yang mengerikan, termasuk hilangnya tanah perjanjian.

Musuh-musuh mereka menawan mereka. Israel ditaklukkan oleh bangsa Asyur pada tahun 722 SM, sementara Yehuda ditaklukkan dan ditawan oleh bangsa Babilonia sekitar tahun 586 SM.

Pulang—Umat akhirnya kembali dari pembuangan di bawah Zerubabel, Ezra, dan Nehemia (538–430 SM). Kristus (klimaks kisah)—Sekitar empat ratus tahun kemudian, Allah mengutus Putra-Nya, Yesus Kristus, untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka. Yesus mengumumkan kedatangan

Kerajaan Allah melalui ajaran dan mukjizat-Nya. Kematian dan kebangkitan-Nya menjadi klimaks kisah Alkitab.

Perkumpulan Jemaat atau Gereja—Mereka yang menerima Yesus menjadi bagian dari gereja—umat Allah—yang terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi. Allah terus menggunakan umat-Nya untuk memperluas tawaran keselamatan-Nya kepada dunia yang berdosa.

Penyempurnaan—Allah menutup sejarah dengan kemenangan akhir atas kejahatan. Mereka yang menolak Allah akan dihakimi, sementara mereka yang menerima-Nya akan hidup bersama-Nya di langit dan bumi yang baru. Janji-janji Allah kini telah digenapi (lihat Wahyu 19-22 dan khususnya 21:1-4).

Alkitab adalah kumpulan enam puluh enam kitab, tetapi juga berfungsi seperti satu kitab tunggal.

Kisah agung Alkitab menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar kehidupan lebih baik daripada kisah lainnya karena kisah itu benar.

Kita dapat mengandalkannya. Ketika seseorang beriman kepada Kristus, pada dasarnya ia berkata, “Aku ingin kisah Allah menjadi kisahku.” Itulah pertobatan—menerima kisah agung Kitab Suci sebagai kisah pribadi kita.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 pelajaran Alkitab

Iklan