5 Penipuan Akhir Zaman Tentang Kebakaan Jiwa
Daftar isi:
Pelajaran Ke 11
AYAT INTI: “Hal itu tidak usah mengherankan, sebab iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka” (2 Korintus 11: 14, 15).
Iblis menyamar sebagai malaikat TUHAN, demikian juga para pelayan-pelayan Iblis menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran.
Meleburnya supranatural dan mistis dibantu oleh industri perfilm yang menggabungkan tema-tema agama dan mistis dalam campur aduk kesalahan dan penipuan.
Kebohongan Iblis di taman Eden kepada Hawa bahwa Hawa tidak akan mati jika memakan buah pengetahuan baik dan jahat menjadi tema utama film-film mistis dan supranatural tersebut.
Bahkan tipuan Iblis ini bukan hanya dalam buku-buku maupun film tapi juga dalam ilmu pengetahuan.
Salah satu fenomena yang menarik ialah kondisi “mendekati kematian” di mana mereka yang telah mati hidup kembali dengan cerita-cerita tentang kehidupan setelah kematian.
Banyak orang melihat kisah-kisah ini sebagai bukti kebakaan jiwa.
Pengajaran tentang mistisisme, pengalaman hampir mati, reinkarnasi, penujuman dan pemujaan leluhur menjadi semarak untuk menipu manusia dan menerima teori kebakaan jiwa.
1. Mistisisme
Baca Matius 7:21-27.
Ajaran mistisisme telah menyebar di seluruh dunia. Mistisisme dalam pandangan agama menyiratkan penyatuan individu dengan Yang Ilahi dalam sejenis pengalaman spiritual atau kemasukan roh.
Ini termasuk pengalaman ibadah-ibadah dari gereja-gereja tertentu.
Kecenderungan fenomena yang bervariasi dalam ibadah ini ialah menggantikan otoritas tulisan Firman TUHAN dengan pengalaman pribadi seseorang.
Agama subjektif seperti ini tidak memberikan perlindungan terhadap penipuan apa pun, terutama penipuan akhir zaman.
Ada kecenderungan di dunia Kristen pasca modern untuk mengecilkan doktrin-doktrin Alkitab dan menganggap sebagai bentuk agama yang sudah usang. Ajaran Kristus digantikan dengan tiruannya oleh pribadi Kristus.
Contoh: ada beberapa cerita dalam Alkitab atau lainnya tidak mungkin benar karena Yesus, seperti yang kelompok ini pahami tentang Yesus, tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi seperti yang ada tertulis.
Perasaan dan selera pribadi akhirnya menjadi kriteria untuk menafsirkan Kitab Suci atau bahkan menolak mentah-mentah apa yang jelas-jelas diajarkan Alkitab.
Mereka yang berpikir bahwa tidak penting apa yang mereka percayai dalam doktrin, selama mereka percaya kepada Yesus sedang berada di tempat yang berbahaya.
Ini sama dengan mendirikan rumah di atas pasir yang begitu mudah akan rubuh.
Pendirian bahwa tidak mempunyai akibat apa yang dipercayai oleh manusia adalah salah satu penipuan yang paling berhasil dari Iblis.
Iblis mengetahui kebenaran yang jika diterima dengan kasih akan kebenaran itu akan menguduskan jiwa si penerima.
Itu sebabnya Iblis senantiasa berusaha untuk mengganti kebenaran dengan teori-teori palsi, cerita-cerita dongeng dan injil yang lain.
2. Pengalaman-pengalaman Mendekati Kematian
Baca 1 Raja-raja 17:22-24; 2 Raja-raja 4:34-37; Markus 5:41-43; Lukas 7:14-17; Yohanes 11:40-44.
Teori kebenaran keabadian jiwa didukung kebenarannya oleh “pengalaman mendekati kematian.”
Mereka yang mengaku telah mengalami “kematian klinis” dan dihidupkan kembali mengaku telah melihat makhluk bercahaya yang penuh kasih dan hangat sebelum hidup kembali.
Ini dianggap sebagai bukti menarik dari kelangsungan hidup roh manusia setelah kematian.
Semua pengalaman mendekati kematian yang dicatat adalah tentang orang-orang yang dianggap mati secara klinis tetapi tidak benar-benar mati.
Sementara Lazarus memang benar-benar mati selama empat hari. Baik Lazarus maupun mereka yang dibangkitkan di dalam Alkitab tidak menyebutkan pengalaman kehidupan setelah kematian baik di surga, api penyucian atau di neraka.
Lalu bagaimana dengan pengalaman mendekati kematian itu? Alkitab menegaskan ketidaksadaran orang mati.
Ada dua kemungkinan yang terjadi menjelang seseorang mati:
- Mungkin ini adalah halusinasi psiko-kimiawi alami di bawah kondisi ekstrim.
- Atau pengalaman penipuan setan yang supranatural. Penipuan Setan memang bisa menjadi penjelasan, terutama karena dalam beberapa kasus orang-orang ini mengaku telah berbicara dengan kerabat mereka yang sudah meninggal.
Itu sebabnya sangat penting untuk berpegang teguh pada ajaran Firman TUHAN, terlepas dari pengalaman apa pun yang terjadi yang bertentangan dengan apa yang diajarkan Alkitab.
3. Reinkarnasi
Baca Ibrani 9:25-28; 1 Petrus 3:18.
Gagasan kafir tentang jiwa yang abadi memberikan dasar bagi teori inkarnasi atau perpindahan jiwa yang tidak alkitabiah.
Mereka yang percaya pada inkarnasi berpendapay bahwa jiwa yang abadi melewati banyak siklus kematian dan kelahiran kembali di bumi ini.
Reinkarnasi dianggap sebagai proses ebolusi spiritual yang memungkinkan roh mencapai tingkat pengetahuan dan moralitas yang lebih tinggi dalam perjalanannya menuju kesempurnaan.
Ada yang memahami inkarnasi itu mengalami enam tahap yaitu: akuatik, tumbuhan, reptile dan serangga, burung, hewan, manusia, termasuk penghuni surga.
Yesus hanya mati sekali demikian juga semua manusia hanya mati sekali bukan mati dan bangkit dan itu terjadi beberapa kali sampai manusia mencapai kesempurnaannya.
Teori inkarnasi bertentangan dengan Alkitab karena:
- Jiwa mati sama seperti tubuh dan akan dibangkitkan satu saat kelak.
- Teori ini meniadakan doktrin keselamatan oleh kasih karunia melalui iman dalam pekerjaan penebusan Yesus Kristus dan menggantikannya dengan pekerjaan manusia.
- Teori ini bertentangan dengan Alkitab bahwa takdir abadi ditentukan selamanya oleh keputusan seseorang sementara hidup.
- Teori ini meremehkan arti dan hubungan kedatangan Yesus yang kedua kali.
- Teori ini menawarkan kesempatan setelah kematian bagi seseorang untuk dapat mengatasi kesukaran hidupnya sendiri, yang mana tidak alkitabiah.
Intinya, tidak ada tempat untuk gagasan reinkarnasi dalam iman orang Kristen.
4. Penujuman (necromancy) dan Pemujaan Leluhur.
Baca 1 Samuel 28:3-25.
Penujuman berasal dari istilah Yunani nekros (mati) dan manteia (Ramalan). Penujuman adalah bentuk pemanggilan arwah yang diduga aktif dari orang mati untuk mendapatkan pengetahuan khususnya tentang kejadian di masa depan.
Pemujaan leluhur adalah kebiasaan terhadap leluhur yang telah meninggal karena masih dianggap keluarga dan arwahnya diyakini dapat memengaruhi kehidupan orang yang masih hidup.
Alkitab menyatakan dengan tegas bahwa semua peramal, ahli sihir, ahli nujum adalah kekejian bagi TUHAN dan harus dihukum mati dengan rajam.
Raja Saul melakukan perintah TUHAN ini dengan membunuh semua dukun dan peramal dari Israel.
Namun ketika TUHAN telah meninggalkan raja Saul, maka raja Saul justru pergi ke En-dor dan menemui seorang dukun.
Raja Saul meminta sang dukun untuk memanggil nabi Samuel yang telah mati yang konon muncul dalam penampakan ahli nujum dan berbicara dengan raja Saul.
Roh penipu, Iblis, yang berpura-pura menjadi Samuel memberi tahu raja Saul bahwa besok Raja Saul dan anak-anaknya ada bersama-sama dengan nabi Samuel.
Roh penipu ini kembali menegaskan ajaran yang tidak alkitabiah tentang keabadian jiwa. Ini adalah penipuan yang kuat.
Nabi Yesaya menegaskan bahwa manusia harus meminta petunjuk kepada tuhannya bukan kepada arwah atau roh-roh peramal yang berbisik-bisik dan komat-kamit atau kepada orang-orang yang sudah mati.
Manusia harus mencari pengajaran dan kesaksian berdasarkan Alkitab. Barang siapa mencari pengajaran dan kesaksian tidak berdasarkan Firman TUHAN, maka baginya tidka terbit fajar (Yesaya 8:19,20; 19:3).
5. Penjelmaan dan Penampakan Lain.
Baca 2 Korintus 11:14,15; Efesus 6:10-18.
Mirip dengan penujuman adalah penjelmaan Iblis dari orang mati dan penampakan Iblis lainnya.
Semua tipu daya setan ini akan digunakan untuk menipu mereka yang tidak pernah berpijak pada Firman Tuhan. Iblis sendiri akan mengambil rupa Kristus.
Iblis bisa mengambil rupa dari anggota keluarga yang sudah meninggal, teman atau siapa saja.
Paulus menekankan bahwa perjuangan umat TUHAN bukanlah melawan darah dan daging melainkan melawan pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Umat TUHAN dapat melawan penipuan ini hanya dengan mengenakan seluruh perlengkapan senjata TUHAN.
Mereka yang dilindungi TUHAN dan bergantung pada firman TUHAN tidakan dapat disesatkan.
Mereka yang memahami keabadian yang bersyarat dari manusia tahu bahwa setiap penampakan atau komunikasi dengan orang mati berasal dari Setan dan perlu ditolak oleh kasih karunia TUHAN yang kuat.
Jika seseorang tidak sepenuhnya didasarkan pada apa yang Alkitab ajarkan tentang keadaan orang mati, pikirkan betapa mudahnya dia jatuh ke dalam penipuan ini karena orang-orang yang dikasihi tiba-tiba muncul di hadapannya dan mengatakan hal-hal yang menarik.
Itu sebabnya menjadi sangat penting ketika umat-umat TUHAN itu memahami apa yang Firman TUHAN katakan dan mengenakan seluruh perlengkapan senjata TUHAN.
Kesimpulan.
Beberapa poin penting:
1. Mistisisme, kisah-kisah pengalaman mendekati kematian, kepercayaan pada reinkarnasi, peramalan, pemujaan leluhur, dan spiritisme semuanya berkontribusi pada normalisasi hal-hal seperti itu dalam masyarakat dan kebingungan tentang kehidupan setelah kematian.
Praktik-praktik seperti ini adalah tipuan iblis. Itu sebabnya manusia membutuhkan senjata untuk melawan penipuan Iblis.
Senjata itu berdasarkan Firman TUHAN dan kuasa Roh Kudus. Inilah perlengkapan senjata TUHAN (Efesus 6:10-18).
2. Iblis tahu apa yang harus dituju dalam setiap karakter manusia yang menyebabkan manusia tersandung dan jatuh: kata-kata kasar, alcohol dan seks.
Tetapi umat-Nya mengambil perisai yang TUHAN sediakan berarti mengatakan tidak untuk keraguan dosa, dan godaan karena umat-Nya percaya bahwa TUHAN memiliki kekuatan yang manusia butuhkan.
3. Umat TUHAN harus berdoa setiap saat dan berdoa dalam Roh. Jika manusia tidak mau jatuh pada rencana kotor setan, maka manusia perlu berdoa.
Berdoa memohon Roh Kudus, kekuatan untuk tetap berdiri, memohon kekuatan untuk melawan godaan;
Memohon hikmat untuk membuat keputusan dengan Tuhan, berdoa untuk kasih bagi orang-orang, berdoa untuk iman yang lebih besar, berdoa memohon keberanian untuk berbicara tentang Yesus.