3 Cara Memukan Kedamaian Hidup Menurut Filipi 4:4-7
Daftar isi:
Teks: Filipi 4:4-7
Intro:
Banyak orang mengajukan pertanyaan hari ini, “Apakah hidup layak untuk dijalani?”, Di Amerika banyak orang yang mulai menjawab pertanyaan itu dengan tegas, mereka katakan “Tidak layak.”
Kalau kita membaca berita-berita hari-hari ini, terjadi lebih banyak kasus bunuh diri di Amerika daripada pembunuhan?
Para psikiater memberitahukan bahwa setidaknya ada 12 juta orang di Amerika yang mengalami depresi berat sehingga mereka kehilangan semua keinginan untuk hidup.
Seorang bernama Ernest Hemingway, dia adalah penulis terkenal juga wartawan Amerika. Dia hidup antara tahun 1899-1961.
Dia mati dengan cara bunuh diri dan meninggalkan sebuah catatan ini, “Hidup hanyalah tipuan kotor. Perjalanan dari ketiadaan menuju ketiadaan.”
Dia depresi dan memilih bunuh diri.
H.G. Wells, seorang penulis inggris, mengatakan, “Hidup adalah lelucon yang buruk.”
Kerak roti dan sudut untuk tidur,
Satu menit untuk tersenyum dan satu jam untuk menangis,
Segelas kegembiraan dan secercah masalah,
Dan tidak pernah tertawa tapi rembulan datang dua kali lipat,
Dan inilah hidup!
Banyak orang seperti pelaut yang terdampar disatu pulau terpencil. Mereka menghabiskan tiga tahun di pulau tersebut.
Suatu hari dia sangat gembira melihat kapal berlabuh di pulau tersebut. Sebuah perahu kecil datang ke darat dan seorang perwira menyerahkan beberapa surat kabar kepada pelaut yang terdampar ini.
Kemudian perwira itu berkata, “Kapten menyarankan agar Anda membaca apa yang sedang terjadi di dunia, dan kemudian Anda dapat memberi tahu kami jika Anda ingin diselamatkan dari pulau ini.”
Setelah baca surat kabar itu, dia memilih tetap tinggal dipulau itu.
Sekarang pertanyaaanya, Bagaimana Anda dan saya bisa menjalani kehidupan dengan rasa aman?
Hidup didunia yang tidak aman, dunia yang jahat. Dunia dimana tidak ada jaminan kemananan. Sewaktu-waktu kita dapat menjadi korbah kejahatan. Dll..
Yesus berkata, “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yohanes 10:10).
Kehidupan yang Yesus berikan layak untuk dijalani dan itu adalah satu-satunya kehidupan yang layak untuk dijalani.
Hidup yang dijalani DALAM Tuhan dan MELALUI Tuhan Yesus dan UNTUK Tuhan Yesus dan OLEH Tuhan Yesus!
Jadi, Bagaimana Anda dan saya bisa menjalani kehidupan ini dengan aman?
A. Ada bebeberapa persyaratan yang harus kita miliki.
I. Kita harus bersukacita
“Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” Filipi 4:4
Di sini perintah (nasihat) Paulus untuk bersukacita disebutkan dalam konteks langsung dari orang-orang kudus yang bertengkar dan mereka dipanggil untuk menyelesaikan perbedaan mereka.
Itu nampak di ayat dua Ketika Paulus menasehati Euodia dan Sintikhe, supaya sehati sepikir dalam Tuhan.
Kemungkinan ada perselisihan diantara mereka dan juga diantara orang-orang percaya lainnya.
Orang Kristen biasanya tidak bersukacita ketika mereka berselisih satu sama lain. Perpecahan sebenarnya adalah perusak sukacita, karena memadamkan kuasa Roh, yang mempromosikan kesatuan dalam Tubuh Kristus.
Paulus menyuruh kita untuk selalu bersukacita di dalam Tuhan. Dan dia mengulanginya sampai dua kali.
Bersukacita adalah “obat” bagi jiwa kita, karena itu adalah penawar bagi keputusasaan, depresi, perpecahan.
Bersukacita itu dari kata Chairo. Ini kalimat perintah. Yaitu panggilan untuk gaya hidup sukacita yang berasal dari pilihan aktif (suara aktif) atas kehendak kita terlepas dari apa yang kita hadapi, bagaimana situasi kita menyenangkan atau merugikan. Baik atau buruk.
Singkatnya. Bersukacita adalah kegembiraan tidak bergantung pada situasi. Baik-buruk. Sukacita seperti ini datang dari Roh Kudus, yang memberi energi untuk melaksanakannya.
Bersukacita itu melibatkan ekspresi fisik dari sukacita itu dan sesuatu yang terpancar dari dalam (buah Roh Kudus) kepada orang-orang di sekitar Anda.
Penting untuk dipahami bahwa sukacita yang disebutkan disini berbeda dengan sukacita yang dunia definisikan.
Arti sukacita dunia adalah kegembiraan yang emosional karena kesejahteraan, kesuksesan, atau nasib baik atau oleh prospek memiliki apa yang diinginkan seseorang. Itu bersifat material.
Definisi duniawi ini tidak menggambarkan sukacita Kristen. Karena sukacita Kristen itu bukan perasaan.
Sukacita Kriten adalah keyakinan yang terdalam bahwa Tuhan mengendalikan segalanya untuk kebaikan orang percaya dan kemuliaan-Nya sendiri, dan dengan demikian semuanya baik-baik saja dalam keadaan apa pun.
Ilustrasi:
Sukacita itu seperti termostat, bukan termometer. Termometer mencatat kondisi; termostat mengontrol kondisi. Kebahagiaan seperti termometer.
Disini ada perbedaan antara sukacita dan kebahagiaan.
Jika kebahagiaan anda baik, anda bahagia; jika kebahagiaan anda buruk, anda tidak bahagia. Dan, kondisi kebahagiaan anda naik turun dengan keadaan anda.
Tapi, sukacita tetap konstan, karena Yesus adalah konstan. Dia adalah “Termostat” kita yang tidak pernah berubah (Ibr 13:8).
II. Kita harus Sabar
“Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!” Filipi 4:5
Dalam terjemahan bahasa inggris, kata Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Kata yang digunakan, forbearance = Kesabaran. Moderation = Kesabaran.
Kita semua tahu, bahwa suatu waktu kita akan mengalami kesulitan dalam hidup. Kita dirugikan, dll, Sekarang, kalau itu terjadi kita harus bersikap seperti apa?
Kata Moderation = Kesabaran, ini berbicara tentang keharusan adanya beberapa hal ini:
1. Seharusnya ada kesopanan, yaitu orang-orang yang baik
Orang-orang yang lemah, adalah mereka yang berpura-pura kuat. Supaya kelihatan mereka kuat mereka bersikap kasar, dengan harapan orang takut sama mereka.
Bagi orang Kristen tidak ada alasan untuk bersikap kasar/tidak sopan.
Ketika Paulus katakan, “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang,” dia sedang berbicara tentang kesopanan, adab, kebaikan dan kehidupan yang santun.
2. Seharusnya tidak ada kemarahan.
Orang yang baik hatinya tidak mudah tersulut dengan kemarahan, tetapi mereka lemah lembut dan dapat mengendalikan diri.
3. Seharusnya tidak ada Balas Dendam.
Tidak boleh ada semangat “balas dendam”. Kebaikan hati, ditemukan pada orang yang penyayang dan siap memaafkan.
III. Kita harus Berdoa
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Filipi 4:6
Paulus mengatakan kita tidak perlu khawatir tentang apa pun, sepanjang kita tekun berdoa.
Kata “khawatir” berarti “tercekik.” Jadi kalau kita kuatir kita sedang tercekik. Kekhawatiran dapat memperpendek hidup seseorang.
Dia mencekik kebahagiaan kita dan memperpendek umur kita.
Kuatir itu seperti kursi goyang; itu akan memberi Anda sesuatu untuk dilakukan, tetapi itu tidak akan membawa Anda ke mana pun.
Kuatir merupakan indikasi bahwa kita berpikir Tuhan tidak bisa menjaga kita.
Kuatir adalah tamu yang diterima yang dengan cepat berubah menjadi monster
Kuatir adalah gangguan ke dalam pemeliharaan Tuhan
Kuatir adalah tamu yang diterima yang dengan cepat berubah menjadi monster.
Kuatir adalah ateisme praktis dan penghinaan terhadap Tuhan (R.H. Mounce)
Kekhawatiran mengalihkan fokus perhatian kita dari kuasa Kristus yang cukup dalam menolong kita (2Kor 12:9).
Pada akhirnya, kekhawatiran dapat merusak kesaksian Kristen kita dengan menghadirkan Tuhan sebagai tidak berdaya dan tidak layak dipuji.
Karakteristik khusus dari kekhawatiran adalah fokus pada hal negatif akan masa depan.
Jika kita seorang pencemas, kita telah menghabiskan waktu berspekulasi tentang apa yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dan kemudian merasakan ketakutan bahwa yang buruk akan terjadi.
Dan itu telah merampas keamanan hidup kita. Apakah Anda lelah, apakah benan anda begitu berat hari ini?
Paulus berkata, “Nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.!”
B. Apakah hasil yang akan kita dapatkan bila kita bersukacita, sabar, berdoa?
“Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” Filipi 4:7
1. Damai sejahtera Allah
Kita memiliki Damai sejahtera DENGAN Tuhan ketika kita percaya kepada-Nya untuk menyelamatkan kita dan mengampuni dosa-dosa kita.
Kedamaian ini merupakan ketenangan batin atau ketenangan yang dilandasi oleh keyakinan yang teguh bahwa Tuhan sanggup dan mau melakukan yang terbaik bagi anak-anak-Nya.
2. Pemeliharaan Tuhan
Kata “memelihara” berarti “mengawal, menjaga”. Ini adalah istilah militer yang berarti berjaga-jaga.
Damai sejahtera Allah menjaga orang percaya dari kekhawatiran, ketakutan, keraguan, dan kesusahan. Damai sejahtera Allah melindungi hati (emosi) dan pikiran kita (dari tipu daya).
Damai sejahtera Tuhan berdiri seperti penjaga atas hati dan pikiran kita dan ketika masalah atau godaan datang, kedamaian Tuhan akan berkata, “Berhenti, siapa yang pergi ke sana?”
Jika kesulitan atau pencobaan berkata, “Ini aku,” kasih dan perhatian Tuhan akan datang membantu orang percaya.
Penutup
Sebagai kisah penutup, saya akan ceritakan kisah Fanny Crosby.
Fanny Crosby kehilangan penglihatannya ketika dia baru berusia 6 minggu. Dia hidup sampai usia sembilan puluhan, menggubah ribuan himne pujian.
Pada ulang tahunnya yang ke-92 dengan riang ia berkata, “Jika di seluruh dunia ini Anda dapat menemukan orang yang lebih bahagia daripada saya, bawalah dia kepada saya. Saya ingin menjabat tangannya.”
Apa yang membuat Fanny Crosby mengalami kegembiraan seperti itu dalam menghadapi apa yang oleh banyak orang disebut sebagai “tragedi”?
Pada usia dini dia memilih untuk “bersukacita selalu dalam Tuhan” untu sabar dan berdoa (Filipi 4:4-6).
Kemudian, Fanny Crosby melakukan resolusi hidup ketika dia baru berusia 8 tahun:
“Betapa banyak berkat yang saya nikmati yang tidak dinikmati orang lain. Menangis dan mengeluh karena saya buta, saya tidak bisa dan tidak mau.”
Daripada mengeluh tentang duri pada mawar, bersyukurlah untuk mawar di antara semak duri.
Mengawali tahun ajaran baru, kalian akan menghadapi banyak tantangan. Jangan mengeluh, komplain, kecewa, putus asa. Bersukacita, sabar, benyak berdoa.
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Filipi 4:4.