Pastordepan Media Ministry
Beranda Literatur Hikmat 3 Alasan Mengapa Harus Mempelajari Kitab Pengkhotbah

3 Alasan Mengapa Harus Mempelajari Kitab Pengkhotbah

Kesia-siaan Hidup: Pendahuluan Pengkhotbah

Teks: Pengkotbah 1:1-3.

Kitab Pengkhotbah telah lama mempesona banyak orang. Namun banyak yang merasa kitab pengkotbah adalah salah satu buku yang membingungkan dalam Perjanjian Lama.

Kitab ini juga dianggap oleh beberapa orang sebagai buku Alkitab yang paling melankolis.

Kitab pengkotbah adalah tulisan yang diinspirasikan dan karena itu, buku ini tidak boleh diabaikan oleh orang Kristen.

Dalam dunia kita yang semakin materialistis, ada satu keperluan terbesar untuk memahami pekabaran dalam kita pengkotbah.

Seperti semua kitab suci Perjanjian Lama, Pengkotbah ditulis untuk tiga tujuan:

  1. Menjadi pembelajaran bagi kita. Roma 15:4, “Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita..”
  2. Kemudian sebagai peringatan untuk kita. Dalam 1 Kor 10:11_,”Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.”_
  3. Untuk doktrin, untuk teguran, untuk koreksi, untuk pengajaran dalam kebenaran – 2 Ti 3:16-17

Pendahuluan Pengkhotbah

Dalam Alkitab Ibrani, buku itu disebut Qoheleth, Yang berarti “kata-kata pengkhotbah” – lih. Pk 1:1

Istilah ini menunjukkan orang yang berbicara kepada majelis /perkumpulan, seorang pembicara atau pengkhotbah.

Penerjemah versi Septuaginta menyebutnya “Ekklesiastes” Yang juga berarti “pengkhotbah”

Berasal dari kata “ekklesia” (majelis).

Kepenulisan

Tradisi Yahudi dan Kristen mula-mula mengaitkan buku itu dengan Raja Salomo. Karena penulis mengidentifikasi dirinya sebagai “anak Daud, raja di Yerusalem” Pkh 1:1.

Kita juga bisa membaca berbagai refrensi dalam alkitab bahwa kitab ini menunjuk ke Salomo:

Dalam soal Hikmatnya – Pkh 1:16; lihat 1 Raj 3:12. Kegiatan pembangunannya – Pkh 2:4-6; lihat 1 Raj 7:1-12. Kekayaannya – Pkh 2:7-9; lihat 2 Taw 9:13-28.

Tanggal Penulisan

Bila Salomo adalah penulisnya, maka tanggal penulisan kitab ini sekitara tahun 945 SM.

Pekabaran Pengkhotbah

Pekabaran kitab pengkotbah paling sedikit ada dua:

  1. Tentang Kesia-siaan hidup “di bawah matahari” – lih. Pkh 1:2,14, “Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia.”

Kata kuncinya adalah “kesia-siaan” (disebutkan 35 kali dalam 29 ayat), dengan berbagai sebutan seperti “kesia-siaan, ketidakgunaan, kehampaan”

Kalimat kuncinya adalah “di bawah matahari” (ada 29 kali dalam 27 ayat), yang mana ini dilihat “dari sudut pandang duniawi”

Dengan demikian, kitab ini mengilustrasikan kesia-siaan hidup jika dilihat hanya dari sudut pandang duniawi.

  1. Pengkotbah melihat, Pentingnya melayani Allah sepanjang hidup – lih. Pkh 11:9-12:1,13-14.

Makna hidup tidak ditemukan dalam mengalami hal-hal di dunia ini. Makna hidup ditemukan dalam melayani Pencipta dunia ini!

“Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.” Pengkotbah 12:13.

Buku ini berisi “Tongkat” dan “Paku”

Kata-kata bijak, dirancang untuk “mendorong” atau melecut pemikiran kita – Pkh 12:11a, “Kata-kata orang berhikmat seperti kusa..”

Kata-kata pengkhotbah diberikan untuk “memaku” atau menjadi jangkar hidup kita – Pkh 12:11b_,” kumpulan-kumpulannya seperti paku-paku yang tertancap..”_

Dalam buku ini kita akan menemukan pernyataan-pernyataan yang mendorong pemikiran kita, dan nasihat-nasihat yang memberikan keseimbangan dan arah hidup!

Baca Juga: Hidup Mati Karena Lidah

Perzinahan Menggerogoti 4 Bagian Hidup Anda, Apakah itu?

Menguji Hikmat Salomo

Pengantar Kitab Pengkhotbah

Kita tahu penulisnya adalah Salomo. Pengkotbah 1:1 memberikan identitas penulisnya. “Inilah perkataan Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem”

Jadi Ini adalah kata-kata Salomo..Sebuah otobiografi dramatis dari pengalaman dan pengamatannya.

Sebagian dari pengalaman hidup salomo dia pernah jauh dan terasing dari Tuhan – lihat 1 Raj 11:1-13.

Dengan demikian, beberapa kesimpulan awal yang diungkapkan di seluruh buku ini mungkin adalah yang digambar saat dia masih terasing dan ketika mencari makna kehidupan.

Jika ditulis oleh Salomo, dan ditulis menjelang akhir hidupnya, ini akan menjadi bukti bahwa Salomo bertobat sebelum kematiannya.

Baca Juga: Mencari Makna Hidup Dari Kitab Pengkhotbah

5 Cara Menemukan Makna Hidup Menurut Pengkhotbah

Tema Kitab

  1. “Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia.” Pengkotbah 1:2
  2. Semuanya sia-sia, tidak berguna, tidak berarti!
  3. Tentu saja, kesia-siaan ini berkaitan dengan kehidupan “di bawah matahari” – lih. Pkh 1:14, “Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.”

Semua upaya yang dilakukan seseorang dalam hidup, sejauh menyangkut “kehidupan ini”, adalah seperti “menjaring angin”!

Pertanyaan yang muncul

“Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?” Pengkotbah 1:3

Ini adalah pertanyaan yang ingin dijawab oleh “Pengkhotbah”

Apakah ada nilai atau keuntungan untuk semua hal yang kita lakukan di bumi ini?

Jika jerih payah kita tidak ada artinya sejauh menyangkut kehidupan ini, apa yang bisa kita lakukan?

Dalam buku ini Salomo akan membagikan 3 hal yaitu:

  1. Apa yang dia pelajari dari pengalaman pribadinya sendiri.
  2. Apa yang dia pelajari dari pengamatan pribadinya sendiri.
  3. Nasihat bijak berdasarkan hikmat dan ilham yang diberikan Tuhan kepadanya.

Kesimpulan

Salomo mulai menjawab pertanyaannya sendiri di ayat berikutnya, yang akan kita simpan untuk pelajaran berikutnya.

Dikatakan bahwa Alkitab menjawab pertanyaan yang paling sering diajukan tentang kehidupan; misalnya…

• Siapa saya?

• Dari mana saya berasal?

• Kenapa saya disini?

• Apa yang harus saya lakukan?

Kitab Pengkhotbah tentu saja membahas pertanyaan-pertanyaan seperti itu; itulah sebabnya, kitab Ini layak untuk dipelajari dengan cermat.

Tujuannya supaya kehidupan kita yang sementara diatas dunia ini tidak sia-sia.

Karena Itu sangat berharga bagi semua orang, terutama kaum muda..

Oleh karena itu, saya berdoa agar kita mendengar apa yang akan dikatakan “Pengkhotbah” kepada kita!

Live each day as it was your last

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 pelajaran Alkitab

Iklan