Pastordepan Media Ministry
Beranda Artikel 21 Perbedaan Kesombongan dan Kerendahan Hati

21 Perbedaan Kesombongan dan Kerendahan Hati

Daftar isi:

[Sembunyikan] [Tampilkan]

    1. Orang yang dipenuhi kesombongan diri melihat semua perbuatan mereka itu baik dan merasa layak untuk diselamatkan.

    Orang yang rendah hati menyadari bahwa hanya melalui kebenaran Kristuslah mereka dapat memperoleh keselamatan.

    “Bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” (Titus 3:5).

    2. Orang yang dipenuhi kesombongan diri merasa percaya diri dan bangga terhadap betapa banyaknya yang mereka tahu.

    Orang yang rendah hati merasa rendah hati karena menyadari masih sangat banyak hal yang perlu ia pelajari.

    “Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan Tuhan sambil berkata: “Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?”” (2 Samuel 7:18).

    3. Orang yang dipenuhi kesombongan diri bersyukur kepada Tuhan karena mereka tidak seperti dunia yang ada di sekeliling mereka.

    Orang yang rendah hati menyadari bahwa kesombongan sama mematikannya seperti dosa-dosa dunia.

    “Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi Tuhan; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman.” (Amsal 16:5).

    4. Orang yang dipenuhi kesombongan diri menyimpan dendam karena mereka sulit mengatakan, “Saya yang salah. Maukah kamu memaafkan saya?”

    Orang yang rendah hati segera berkata, “Maafkan aku. Mari kita cari jalan keluarnya.”

    “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.” (Matius 5:23,24).

    5. Orang yang dipenuhi kesombongan diri cenderung untuk berfokus pada kegagalan-kegagalan dan kelemahan-kelemahan orang lain, dan tidak tergerak oleh kehancuran hati orang lain.

    Orang yang rendah hati betul-betul menyadari kelemahan-kelemahan mereka dan kebutuhan kerohanian mereka yang besar, dan peka terhadap orangorang lain yang mengalami hancur hati.

    “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.” (1 Timotius 1:15).

    6. Orang yang dipenuhi kesombongan diri harus membuktikan diri bahwa merekalah yang benar dan tetap berusaha menyelamatkan muka mereka walaupun mereka salah.

    Orang yang rendah hati bersedia menyerahkan hak-nya untuk berada di pihak yang besar, walaupun mereka memang benar, karena mereka lebih rindu untuk menjadi benar di hadapan Allah daripada di hadapan manusia.

    “Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.” (1 Petrus 3:17).

    7. Orang yang dipenuhi kesombongan diri berusaha untuk melindungi ruang gerak pribadi mereka, waktu mereka dan reputasi mereka demi kepentingan diri mereka sendiri.

    Orang yang rendah hati memiliki roh memberi yang berkemurahan dan bersedia untuk tidak merasa nyaman, dan mengizinkan Tuhan-lah yang melindungi ruang gerak pribadi mereka, waktu mereka, dan reputasi mereka.

    “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” (Lukas 6:38).

    8. Orang yang dipenuhi kesombongan diri terlalu sibuk untuk memperhatikan atau menjangkau “orang-orang kecil” yang hadir di dalam hidup mereka, orang-orang yang mereka anggap tidak akan dapat membawa keuntungan bagi mereka di kemudian hari.

    Orang yang rendah hati selalu berusaha untuk melayani dan menolong “saudara yang paling hina” seperti yang mereka lakukan terhadap Yesus.

    “Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Matius 25:40).

    9. Orang yang dipenuhi kesombongan diri ingin untuk dikenali dan dipuji, dan mereka mengejar promosi, piala-piala dan penghargaan-penghargaan.

    Orang yang rendah hati rindu untuk menjadi setia agar kemuliaan Tuhan dapat terlihat, dan mereka menghindari pujian atau tepuk tangan orang lain.

    “Bukan kepada kami, ya Tuhan, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu!.” (Mazmur 115:1).

    10. Orang yang dipenuhi kesombongan diri cepat memamerkan gelar dan prestasi-prestasi besar mereka dan merasa layak untuk memperoleh perlakukan khusus.

    Orang yang rendah hati tidak merasa perlu membicarakan gelar-gelar mereka atau prestasi-prestasi mereka, dan mereka menetapkan hati untuk tidak dianggap oleh orang lain asalkan Tuhan yang mendapatkan kemuliaan.

    “Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?” (Amsal 20:6).

    11. Orang yang dipenuhi kesombongan diri menggunakan kehidupan mereka dan setiap pengaruh yang mereka terima sebagai sebuah panggung untuk memamerkan diri mereka sendiri.

    Orang yang rendah hati menggunakan panggung dan pengaruh yang Tuhan berikan untuk meninggikan Kristus dan memastikan agar hanya Kristus-lah yang dilihat orang lain.

    “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” (Yohanes 3:30).

    12. Orang yang dipenuhi kesombongan diri sulit untuk melayani dan menolong orang lain, terutama jika mereka berada dalam posisi yang tinggi, berkuasa dan menjadi pimpinan.

    Orang yang rendah hati, seperti Yesus, melayani semua orang dalam kerendahan hati, tanpa memandang status atau jabatan. Mereka menolong orang-orang yang tidak menguntungkan mereka, seperti juga menolong orang-orang yang memiliki otoritas di atas mereka.

    “Dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Matius 20:27-28).

    13. Orang yang dipenuhi kesombongan diri selalu memikirkan hal-hal baik yang mereka telah lakukan bagi Tuhan, dan bagaimana gereja atau pelayanan rohani tidak akan berhasil tanpa mereka.

    Orang yang rendah hati menyadari bahwa tanpa Tuhan, mereka tidak dapat melakukan apapun untuk Kerajaan-Nya. Mereka merasa rendah hati karena Tuhan masih berkenan menggunakan mereka.

    “Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” (Filipi 2:13).

    14. Orang yang dipenuhi kesombongan diri seringkali dingin, menjaga jarak, kaku, tidak mau mengampuni dan sulit untuk didekati. Ketika kesalahpahaman terjadi, mereka menunggu agar orang lain yang melakukan pendekatan pertama terlebih dahulu.

    Orang yang rendah hati adalah orang-orang yang hangat, mengasihi, menyambut orang lain, mudah mengampuni orang lain, dan mudah untuk dimintai bantuan. Mereka cepat bertindak untuk memperbaiki kesalahpahaman.

    “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Efesus 4:31-32).

    15. Orang yang dipenuhi kesombongan diri seringkali membela diri ketika dikritik, dan tidak ingin orang lain mengetahui ketika mereka melakukan sebuah kesalahan.

    Orang yang rendah hati menerima kritik dengan kerendahan hati dan keterbukaan hati, dan memperbaiki dirinya. Mereka tidak terlalu risau ketika orang lain melihat kegagalan-kegagalan mereka.

    “Karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.” (Amsal 3:12).

    16. Orang yang dipenuhi kesombongan diri cenderung berjalan sendiri dan sulit untuk membagikan pergumulan dan kebutuhan rohani mereka dengan orang lain.

    Orang yang rendah hati bersedia untuk membuka diri, bersedia untuk terlihat lemah dan nyata di depan orang lain. Mereka tidak khawatir terlihat lemah, tetapi secara tulus merindukan kekuatan Tuhan dapat dipermuliakan, bahkan di dalam waktu-waktu lemah mereka.

    “Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” (2 Korintus 12:9).

    17. Orang yang dipenuhi kesombongan diri, ketika mengakui dosa kepada Tuhan, cenderung mengakui dosa secara umum saja. “Ya Tuhan, ampunilah semua dosadosaku.”

    Orang yang rendah hati, ketika mengakui dosa-dosa kepada Tuhan, selalu mengakui dosa-dosa secara spesifik. “Ya Tuhan, ampunilah aku karena aku telah _________.”

    “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yakobus 5:16).

    18. Orang yang dipenuhi kesombongan diri sibuk menjadi orang yang dihormati dan tidak mau menjadi tontonan, sehingga mereka seringkali sibuk membenarkan dirinya sendiri.

    Orang yang rendah hati lebih peduli untuk berdamai dengan Tuhan, dan mereka menjauhkan diri dari segala bentuk kemunafikan atau standar hidup yang ganda.

    “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” (1 Samuel 16:7).

    19. Orang yang dipenuhi kesombongan diri membandingkan diri mereka sendiri dengan orang lain dan merasa layak untuk dihormati dan diselamatkan.

    Orang yang rendah hati menyadari kondisi dosa mereka yang sesungguhnya, dan memuji Tuhan karena Ia telah mengaruniakan Anak-Nya, sehingga walaupun tidak layak, mereka dapat menerima karunia keselamatan dan kemuliaan.

    “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5:8).

    20. Orang yang dipenuhi kesombongan diri berpikir bahwa mereka baik-baik saja, tetapi sesungguhnya mereka buta terhadap kondisi hati mereka yang sesungguhnya.

    Orang yang rendah hati memiliki sikap yang terus menerus memohon agar “Tuhan, berbelas kasihanlah kepadaku karena aku orang berdosa!”

    “Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. ” (Lukas 18:13).

    21. Orang yang dipenuhi kesombongan diri tidak menganggap bahwa mereka perlu mengalami kebangunan rohani, tetapi orang lain yang butuh dibangunkan (bahkan pada saat ini juga, mereka sedang membuat daftar nama di pikiran mereka, namanama yang perlu membaca daftar ini).

    Orang yang rendah hati akan menjadi orang yang pertama yang mengakui bahwa mereka membutuhkan kebangunan rohani setiap hari! Mereka terus menerus merasakan kebutuhan mereka akan pencurahan Roh Kudus di dalam hati dan hidup mereka.

    “Apakah Engkau tidak mau menghidupkan kami kembali, sehingga umat-Mu bersukacita karena Engkau?” (Mazmur 85:7). “Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari.” (Mazmur 86:3).

    Artikel “Keindahan dari Kerendahan Hati” ini telah direvisi, dan diambil oleh Melody Mason dari ajaran Nancy DeMoss Wolgemuth dalam bukunya “Brokenness (Kehancuran).”

    Komentar
    Bagikan:

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    22 pelajaran Alkitab

    Iklan